SORONG, PBD – Ribuan pencari kerja (pencaker) memadati gedung Aimas Convention Center pada bursa kerja yang diadakan dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, Energi dan Sumber Daya Mineral Papua Barat Daya di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Senin (18/9/23).
Usai dibuka resmi oleh Pj Sekda Papua Barat Daya, salah satu pencaker Asli Papua naik keatas panggung, mengambil microphone dan menyampaikan aksi protes atas penyelanggaraan bursa kerja tersebut.
Jolfin Kareth mengatasnamakan pencaker asli Papua meminta kepada Pj Sekda PBD untuk menjawab sejumlah kegelisahan hati ratusan Pencaker asli Papua yang hendak mencari kerja.
“Kami mohon pemerintah Provinsi ini memperjelas berapa kuota yang diberikan untuk pelamar kerja oleh perusahaan ini. Kalau bisa kami yang Orang Asli Papua ini diprioritaskan, bisa langsung kerja,” sebut Joflin.
Joflin yang didukung ratusan Pencaker Asli Papua ini juga meminta kepada pemerintah untuk memberikan rekomendasi khusus kepada perusahaan untuk memprioritaskan OAP.
“Apabila tidak diseriusi oleh pemerintah, maka Kami akan turun dengan kekuatan full, menduduki kantor Gubernur,” sebutnya.
Ditemui Kepala Dinas Tenaga Kerja, Suroso, S.IP, MA, pun menjelaskan mengenai tujuan bursa kerja dan jumlah perusahaan yang ikut dalam bursa kerja tersebut.
“Dalam bursa kerja ini sebelumnya memang ada 115an perusahaan namun hanya 46 perusahaan yang terlibat dan ada sekitar 200an lowongan kerja sesuai kebutuhan perusahaan masing-masing. Tentunya setiap pelamar harus memenuhi kriteria, syarat dan ketentuan dari masing-masing perusahaan. Jadi melamar belum tentu diterima, tapi akan diseleksi oleh perusahaan masing-masing” tegas Roso sapaan akrab Suroso.
Ia menambahkan bahwa tujuan Job Fair adalah menjembatani antara pencari kerja dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja sesuai kualifikasi dan kebutuhan perusahaan.
Terkait prioritas pekerja Asli Papua, Roso mengaku hal itu sudah tidak dapat terbantahkan lagi karena amanat UU Otsus, OAP merupakan prioritas, namun tentunya memiliki kapasitas dan kualitas yang dibutuhkan penerima pekerja.
“Kami akui bahwa rumus alam pencari kerja lebih banyak dengan jumlah lapangan kerja adalah benar. Namun kami pemerintah berkewajiban memberikan ruang kepada pencaker agar mudah dan dekat dengan pencari pekerja (perusahaan),” imbuh Roso.
Oleh karena itu, Ia meminta kepada Pencaker untuk menjadikan job fair pertama sebagai sarana pembelajaran.
“Bagi Pencaker yang belum berhasil mendapatkan kerja, jangan berkecil hati, tapi jadikan ini sarana pembelajar, kira-kira apa kekurangan Saya, kita lengkapi, semoga di Job Fair berikutnya bisa terpenuhi. Selain itu, Saya minta tolonglah kemampuan Pencaker di Upgrade, keterampilan ditingkatkan, kalau sudah terampil jangan lagi mencari kerja, tapi kalau bisa menciptakan lapangan kerja. Marah bukanlah solusi, tapi mengintropeksi diri adalah sarana mencari solusi, kurang dimana, disitulah ditambah kekurangannya,” pesan Roso. (Oke)
Komentar