Tim Arkeolog Temukan Jejak Hunian Prasejarah di Tambrauw

 

SORONG, – Tim arkeolog Balai Arkeolog Papua telah usai melakukan penelitian di Kabupaten Tambrauw, Papua Barat.

Ketua tim Arkeolog, Adi Dian Setiawan dalam keterangannya menjelaskan bahwa penelitian yang melibatkan 6 orang itu sesuai rencana dilaksanakan selama 28 hari dan telah dilakukan sejak awal bulan April lalu di Distrik Fef Kabupaten Tambrauw, Papua Barat.

Penelitian tersebut merupakan tindak lanjut dari survei awal pada tahun 2016 dan pada tahun 2021 ini ditindak lanjuti dengan penelitian dengan judul pola hunian Manusia prasejarah di wilayah Tambrauw.

“Kami sudah mengunjungi beberapa tempat, seperti gua disana, kita menemukan beberapa aktivitas manusia seperti pecahan atau fragmen dari tanah liat itu menjadi bukti atau petunjuk bahwa tempat itu dulu pernah dihuni oleh manusia. Kita juga melakukan di daerah diatasnya ceruk Afiat lokasinya di kampung Wayo distrik Fef, kita temukan fragmen gerabah dan ada beberapa fragmen tulang dan gigi manusia dan hewan. Ada juga tatal batu rijang, batu rijang ini menarik karena manusia pada waktu belum mengenal logam itu adalah menggunakan batu-batu seperti sejenis rijang Yang kerasnya itu lebih dari 3 atau 5 skala Moss itu digunakan untuk alat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti memotong daging, ” terang Adi.

Fragmen kerang terbakar
Fragmen kerang terbakar

Selain itu mereka juga menemukan kerang, padahal lokasi penelitian yang dilakukan berada di pegunungan. Hal ini menandakan bahwa ada interaksi antara penghuni pegunungan dengan penghuni pesisir.

Dari beberapa lokasi penelitian tim arkeolog ini selanjutnya akan membawa hasil tersebut ke laboratorium untuk kemudian diteliti, sudah berapa lama arang yang terurai dari barang-barang temuan tersebut.

Namun menurut Adi, ada kemungkinan bahwa ada kehidupan prasejarah di Kabupaten Tambrauw terbukti dengan adanya fragmen gerabah dan batu rijang.

“Kami belum dapat mengetahui dengan pasti berapa usia benda-benda yang kami temukan, apakah 2000 atau 3000 tahun lalu, karena harus melalui pemeriksaan laboratorium. Kami harap penemuan ini dapat menjadi bukti sejarah baru di kawasan pegunungan. Mengingat penelitian di wilayah pegunungan masih minim, yaitu baru Wamena dan Tambrauw,” harap Adi. (Oke)

__ ___ __ ___ __ ___ ___

Komentar