SORONG,- Burung Cendrawasih dikenal sebagai burung khas Papua dan merupakan salah satu burung yang dilindungi serta dilestarikan, agar tetap menjaga kelestariannya salah satu seniman papua berinisiatif untuk membuat mahkota burung cendrawasih dari barang bekas yakni spon karet ati.
Seniman Papua, Andy Agaki, saat ditemui, mengatakan bahwa karet ati ini adalah barang bekas yang biasanya dipakai untuk membungkus barang-barang elektronik yang kemudian diinovasi sebagai mahkota mengingat beberapa event-event menyangkut dengan seni budaya selalu mengenakan mahkota burung cendrawasih.
“Saya berapa kali jalan lihat tumpukan karet ati ini dipinggir-pinggir jalan baik di kampung baru tapi juga kantor pos,kenapa saya memilihnya karena dia sangat membantu kami para seniman mengingat pemanfaatan burung cendrawasih ini selalu jadi masalah,” ujar Agaki.
“Kami para seniman selalu gunakan cendrawasih tetapi kami tidak sadar bahwa kami tidak pernah ternak, nah hal ini yang membuat sehingga saya berpikir kenapa kita tidak kreasikan dengan tujuan agar tetap mempertahankan cendrawasih,” lanjutnya.
Cendrawasih sendiri merupakan hewan yang sangat sulit dilestarikan dan sangat memakan biaya besar salah satunya biaya perawatan, mulai dari bulunya sampai menjaga keaslian warnanya.
Tidak hanya mahkota namun ada juga lukisan yang dikerjakan sesuai dengan pesanan setiap para pelanggan, dan untuk mahkota sendiri tiap harinya selalu dikerjakan dan ditumpuk sehingga ketika ada orderan langsung antar, orderan tersebut tidak hanya dalam kota sorong tapi sampai di luar Papua.
Setelah diproduksi barang-barang tersebut akan dijual dengan harga yang berkisar dari Rp300.000 sampai mencapai Jutaan Rupiah, sesuai dengan ukuran yang diminta oleh para pelanggan.
Para Seniman Papua ini berharap agar adanya perhatian oleh Dinas terkait terutama lingkungan hidup agar bisa menyediakan ruang terbuka hijau untuk mereka berekspresi dan menyalurkan bakat mereka.
“Kiranya ada kepedulian dari organisasi perangkat daerah lainnya, karena bakat dan keahlian kami hingga saat ini belum diperhatikan, kami terus berharap kepada dinas terkait bisa menyediakan ruang terbuka, sekaligus kami bisa menunjukan icon Papua yang menarik bagi wisatawan yang datang ke Sorong,” imbuhnya. (Mewa)
Komentar