Pertamina Minta Kepolisian Cari Tahu
SORONG,- Sales Branch Manager Rayon I TPBBU Pertamina Papua Barat, I Made Mega Sanjaya, menjelaskan bahwa Pertamina sudah melakukan program subsidi namun banyak terjadi kebocoran dengan pemakaian barcode selama tiga kali sehari untuk satu mobil saat melakukan pengisian di SPBU.
Pernyataan tersebut disampaikannya setelah bertemu tatap muka dan mendengarkan aspirasi dari ratusan para supir truk saat melakukan aksi demo di Halaman Kantor DPRD Kota Sorong, Papua Barat, Senin (17/10/22).
“Misalkan saat menginput nopol seharusnya cuman satu kali mengisi namun dia melakukan pemalsuan seperti menyediakan tiga nopol bahkan kemarin saya temukan sendiri juga barcode milik orang lain yang dipegang sama satu mobil jadi satu mobil itu megang 3 barcode hal inikan seharusnya tidak boleh sebab penerima subsidi hanya berlaku untuk satu orang satu mobil dan satu kali sehari,” terang Made.
Made beberkan, Pengawasan yang dilakukan oleh pihaknya kepada pihak operator yaitu menekankan ke SPBU bahwa jika terhadap adanya permainan atau kerjasama dengan oknum tersebut maka akan dilakukan pembinaan baik pemecatan atau peringatan-peringatan berat lainnya.
Katanya, kepada Aparat Keamanan pun diminta sama-sama melakukan penertiban sebab karena banyak sekali mobil-mobil bodong yang seharusnya tidak mendapatkan subsidi malah mendapatkan subsidi, seperti mobil-mobil yang setiap harinya mengisi kalau secara logika hanya beroperasi dalam kota sorong sehari 80 Liter tidak akan habis paling bertahan dua tiga hari.
Lanjutnya, Ada mobil yang setiap hari sudah parkir di depan SPBU makanya kita minta bantuan dari aparat mohon diterbitkan dan diawasi siapa sih sebenarnya orang tersebut mengapa dia mengisi BBM setiap hari.
Selain itu juga, made bocorkan bahwa di SPBU 02 yang beralamat di Jalan Ahmad Yani depan Hansen sempat ada tindak kekerasan pemukulan yang dilakukan oleh beberapa oknum-oknum, oleh sebab itu pihaknya sudah koordinasi dengan Pemda mohon bantuan karena banyak oknum-oknum yang bermain disini untuk itu sangat berat kalau pihaknya dibebankan mengawasi penyaluran BBM subsidi.
“Jadi kalau kami Pertamina hanya bisa tegas melakukan penertiban di areal SPBU sebab itu ranahnya kami akan tetapi, kalau di luar dari itu tidak bisa untuk itu kami mohon bantuan dari pihak-pihak terkait untuk sama-sama melakukan penertiban,” pungkasnya.
Dari awal tanggal 1-10 September 2022 dilakukannya Sidak atau Swipping disitu antrian sama sekali tidak ada dan Kouta dari 20 KL sampai 25 KL sangat sedikit bahkan SPBU melayani sampai dengan malam, begitu antrian itu panjang lagi Pertamina tambahkan pertahap sampai saat in 50% dari 40 KL seharinya sampai dengan 60 KL seharinya itu untuk Wilayah Kota Sorong.
Made berharap, semoga ada penertiban sesuai dengan kebutuhan pengguna BBM, sebab ini tidak akan efektif meski sudah berapa kali penambahan karena hanya mobil-mobil itu saja yang antri.
Bersama itu, Kabag Ops Polres Sorong Kota, M Makmur, menegaskan bahkan, selama beberapa bulan ini pihaknya belum mendapatkan kecurigaan terhadap penimbunan BBM hanya saja tiap harinya pihak kepolisian terus melakukan pengawasan untuk memberantas mafia minyak.
“Kami akan tegas semuanya mulai dari hilir dulu untuk mobil bodong merupakan tugas dari pihak lantas, dan selama ini terjadinya antrian panjang pihak pun tidak mencurigai siapa-siapa juga tidak ditemukannya penimbunan,” ungkap Kabag Ops.
Tambahnya, Untuk subsidi di kota itu ada tiga SPBU yakni Sorpus Jalan Baru dan depan Hansen kalau di Kabupaten hanya memiliki satu SPBU saja yang Subsidi hal inilah yang membuat supir truk kabupaten datang mengantri di kota. (Mewa)
Komentar