SORONG, PBD- Polres Sorong Kota akhirnya mempertemukan pihak keluarga dan pihak sekolah setelah sempat booming di sosial media terkait adanya bullying, yang dilakukan oleh 6 orang siswi MTS Sains Algebra Kota Sorong terhadap teman sekelas berinisial KP (13) hingga meninggal dunia.
Menurut informasi yang dihimpun sorongnews.com melalui Mariana Paays tante kandung KP, pihak keluarga awalnya kesal karena tak ada tanggapan serius dari pihak sekolah. Namun semua telah diserahkan kepada kehendak Allah dan keluarga ikhlas menerima serta memaafkan para pelaku.
Ditambahkan oleh pihak Keluarga, pasca bully yang dilakukan kepada KP sempat dirawat di rumah sakit hingga hasil medis dikirim ke Jakarta. Dimana hasil rekam medik menyatakan korban murni mengalami depresi dan tidak memiliki penyakit bawaan apapun.
Mariana, sedikit bercerita awal kejadian KP menjalani perawatan di RSUD Sele Be Solu Kota Sorong sejak 17 Agustus 2023 dan menghembuskan nafas terakhir pada 9 Oktober 2023.
“Dari sakit sampai meninggal memang pihak sekolah datang menjenguk memberikan semangat pada KP, tetapi untuk 6 orang pelaku tidak ditindak tegas sampai adanya postingan di FB dan panggilan polisi baru 20/11/23 mereka melakukan tindakan,” ungkap Mariana.
Terangnya, KP tipe anak yang pendiam dan hanya mencurahkan isi hatinya di status whatsApp ketimbang bercerita ke keluarga, setelah diketahui upaya keluarga mendatangi sekolah meminta agar terduga bullying ditindak tegas tetapi sekolah tidak menyelesaikan masalah tersebut.
“Kami diberikan uang dari orang pelaku bullying tetapi tidak kami terima, ada surat pernyataan yang dibuat bahwa orang tua pelaku tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu. Semua kami sudah ikhlaskan semoga anak kami bisa dimudahkan perjalanan menuju Surga, kami hanya bisa mendoakan semoga hal-hal seperti ini tidak terjadi terhadap siswa-siswi lain,” harap Mariana.
Sementara, Kasat Reskrim Polresta Sorong Kota AKP Arifal Utama, saat dijumpai sejumlah media, di Kantor Kepolisian Sorong Kota mengatakan bahwa upaya mediasi dilakukan sebagai bentuk mempertemukan kesepahaman antara kedua belah pihak.
“Kami pertemukan kedua belah pihak dan telah disepakati 1 pelaku yang benar-benar menyakiti hati KP dikeluarkan dari sekolah, sedangkan 5 lainnya sementara dalam proses pembinaan dari pihak sekolah,” tandasnya.
Ujarnya, paling tidak dari kejadian ini dapat sebuah hikmah kepada pihak sekolah untuk turut mengawasi siswa-siswi di sekolahnya, diberikan himbauan mengenai bahaya bullying dan bagi keluarga korban untuk secepatnya melapor ke pihak kepolisian agar dapat ditangani dan tidak membias.
Pantauan media ini, usai pertemuan postingan KP di akun media sosial tante korban telah dihapus. (Mewa)
Komentar