Ini Alasan Masyarakat Adat Kawe Tolak Penutupan Tambang Nikel PT KSM

SORONG, PBD – Jauh dari pemberitaan publik, Masyarakat adat Kawe yang terdiri dari 4 marga yaitu Arampele, Saat, Ayelo dan Ayei menolak penutupan tambang nikel PT Kawe Sejahtera Mining (KSM) oleh Presiden Prabowo Subianto, Selasa (10/6/25) lalu melalui konferensi pers Menteri sekretaris Negara didampingi menteri ESDM.

Korinus Ayelo, ketua adat kampung Selpele mengatakan bahwa alasan mendasar masyarakat adat mendukung operasional PT KSM karena alasan kesejahteraan.

Ia mengatakan selama Raja Ampat menjadi daerah kawasan konservasi dan mengutamakan pariwisata melalui destinasi unggulan Pulau Wayag, tidak ada dampak yang dirasakan masyarakat di sejumlah kampung di bawah hak ulayat suku Kawe tersebut.

“Selama ini banyak anak-anak kami (orang Kawe) yang sarjana atau lulusan SMA yang menganggur. Tapi sejak ada PT KSM banyak anak anak kami yang bekerja disana. Masyarakat yang kebanyakan adalah nelayan dan petani juga terbantu. Hasil ikan dan sayur, mereka bisa jual di perusahaan. Bukan hanya itu, bantuan biaya pendidikan beasiswa bagi anak-anak kami supaya bisa kuliah juga membantu masyarakat. Serta bantuan infrastruktur jalan, rumah gereja bahkan ada uang insentif bagi masyarakatnya. Kami sudah sejahtera dengan kehadiran PT KSM,” ungkap Korinus.

“Jika ditutup, pemerintah harus memberikan solusi. Kemana ratusan pekerja akan bekerja. Bagaimana kelanjutan pembangunan di kampung-kampung di Kawe. Ini sementara pagar gereja lagi dibuat. Kalau terhenti di jalan bagaimana. Terus anak-anak kami yang lagi kuliah dan berharap biaya beasiswa juga bagaimana. Pemerintah harus pikir ini,” lanjut Korinus.

Ia mengatakan bahwa menghadirkan PT KSM di Raja Ampat menguras tenaga, pikiran dan air mata. Ia pun mengaku menjadi saksi di pengadilan saat sengketa antara Pemerintah Daerah melalui PT ASI dengan PT KSM.

“Saya sebagai saksi di pengadilan yang mendukung dan memberikan ijin kepada PT KSM agar pulau kami ditambang. Tempat lain mungkin masyarakat adatnya menolak. Tapi di kami, kami dukung 100 persen, ” ujar Korinus.

Oleh karena itu, dengan dicabutnya ijin operasional PT KSM maka masyarakat adat Kawe menutup akses tujuan wisata Pulau Wayag. Bahkan warga setempat masih dalam kondisi amarah, melakukan pengusiran bagi wisatawan yang hendak berwisata di Pulau Wayag.

“Foto dan video yang mengatakan bahwa Wayag tercemar limbah tambang nikel itu tidak benar. Kami masyarakat adat bisa menjaga wilayah kami. Baik itu tambang dan tempat wisata. Oleh karena video dari LSM, pemerintah langsung tutup ijin tanpa datang kesini dulu untuk mengecek, ” kesal Korinus.

Akibatnya masyarakat adat akan terus menutup pulau Wayag sampai pemerintah membatalkan keputusannya menutup PT KSM.

*Kami akan tutup Pulau Wayag bagi wisatawan selama ijin perusahaan dikembalikan semula,” tegas Korinus. (Oke)

Komentar