SORONG, PBD – Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) yang jatuh pada tanggal 9 Februari. Pegiat literasi yang tergabung dalam komunitas Bengkel Sastra Sorong bersama sejumlah jurnalis se-Papua Barat Daya menggelar deklarasi pemilu damai bertempat di Cafe Selagi Dingin, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Jumat malam (9/2/24).
Pembacaan deklarasi pemilu damai itu dipimpin oleh salah satu jurnalis Forum Jurnalis Papua Barat Daya, Olha Irianti Mulalinda dan diikuti oleh seluruh peserta deklarasi.
Olha Irianti Mulalinda yang juga merupakan pemimpin redaksi sorongnews.com dan pewarta Foto pada kantor berita Antara mengatakan bahwa dalam peringatan hari pers kali ini, jurnalis se-Papua Barat Daya mengemas bersama pegiat literasi guna mendeklarasi pemilu damai di Provinsi termuda di Indonesia ini. Mengingat menghitung hari sudah memasuki hari tenang, pelaksanaan Pilpres, Pileg serentak dan akan dilanjutkan pada Pilkada November mendatang.
Olha menyebutkan, para jurnalis se-Papua Barat Daya berkomitmen besar dalam menyajikan pemberitaan yang berimbang, menyejukkan sesuai Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
“Kami jurnalis se-Papua Barat Daya bersama-sama berkomitmen menyajikan pemberitaan yang berimbang, menyejukkan sesuai Kode etik jurnalistik,” kata Olha.
Lebih lanjut, Olha menyampaikan agar seluruh pihak dapat memahami peran dari seorang jurnalis, sehingga dirinya menegaskan agar seluruh pihak tidak melakukan perbuatan intimidasi dan kekerasan terhadap jurnalis.
“Stop melakukan intimidasi dan kekerasan pada jurnalis yang sedang melaksanakan tugas dimanapun dia (jurnalis) berada,” tegas Mantan Ketua FJPI Papua Barat ini.
Dibeberkannya bahwa, pelaksanaan deklarasi pemilu damai ini terselenggara selain bertepatan dengan momentum peringatan hari Pers Nasional, namun sebagai upaya dukungan dan kontribusi besar jurnalis dalam menciptakan pemilu damai diseluruh wilayah Provinsi Papua Barat Daya.
“Deklarasi damai pemilu ini ide dari teman-teman ya di momentum hari Pers Nasional. Ini dadakan sebenarnya, banyak teman-teman yang belum berkesempatan hadir dikarenakan kesibukan masing-masing, sehingga kami jurnalis mendeklarasikan agar harapan kedepannya pemilu dapat berjalan dengan damai,” bebernya.
Ditambahkan Olha, jurnalis se-Papua Barat Daya meminta penyelenggara Pemilu dan Pilkada dari pusat sampai daerah untuk transparan, akuntabel, jujur dan menjaga netralitasnya.
“Jurnalis se-Papua Barat Daya meminta agar penyelenggara pemilu dan pilkada agar lebih transparan, akuntabel, jujur dan menjaga netralitasnya, ini dari pusat sampai daerah,” pintanya.
Berikut bunyi Deklarasi Pemilu Damai yang telah diserukan sejumlah jurnalis bersama pegiat literasi, yakni :
1. Bersedia menjaga Pemilu dan Pilkada serentak pada tahun 2024 dengan berita yang berimbang, menyejukkan sesuai Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
2. Menolak dan menangkal berita yang belum terverifikasi atau hoax sebelum dikonsumsi publik.
3. Meminta penyelenggara Pemilu dan Pilkada dari pusat sampai daerah untuk transparan, akuntabel, jujur dan menjaga netralitas pada pelaksanaan pemilu dan pilkada serentak.
4. Meminta pemerintah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota untuk tetap netral dengan tidak memihak peserta kontestasi Pemilu dan Pilkada.
5. Stop intimidasi dan kekerasan pada jurnalis yang sedang melaksanakan tugas jurnalistik.
6. Jurnalis siap menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI.
Sebelumnya, sejumlah pegiat bengkel sastra dan lembaga pers mahasiswa Honai serta jurnalis ikut meramaikan dengan pembacaan puisi, monolog, cerpen dan musikalisasi puisi. Event sebulan sekali itu merupakan giat rutin bengkel sastra dengan tema berbeda tiap bulannya.
Suhardi aras, kordinator bengkel sastra sorong sekaligus ketua TBM Sorong untuk kali ini mengangkat tema Cinta dan Politik. (*)
Komentar