SORONG, PBD – Menanggapi keluhan dari yayasan Emeyodere, Komisi I DPRD Kota Sorong didampingi kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong melakukan kunjungan kerja di yayasan yang terletak di Jalan Viktori, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Senin (31/7/23).
Ketua Komisi I DPRD Kota Sorong, Muhammad Taslim menyampaikan bahwa sesuai informasi dan pemaparan yang disampaikan oleh Ketua Yayasan Emeyodere, Ismail Agia bahwa yayasan ini berdiri sejak tahun 2007.
Diawali dari membangun Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah tahun 2009, kemudian berturut- turut SMP, Madrasah Aliyah (MA) dan SMK Perikanan, jumlah siswa di 5 sekolah dilingkup Yayasan Ini sebanyak 335 orang dan terdapat 161 orang asli Papua (OAP).
“Sesuai pemaparan ketua Yayasan dan kepala Sekolah masing-masing, masih banyak kekurangan, baik sarana dan prasarana, tenaga Pendidik dan Kependidikan juga siswa yang masuk PPDB. Karena itu Komisi I DPRD Kota Sorong mendesak Pemerintah kota dalam hal ini Kepala Dinas Pendidikan untuk lebih memperhatikan sekolah ini, apalagi Siswanya separuh orang asli papua, yang oleh pihak Yayasan digratiskan semua biaya pendidikannya,” ujar Taslim.
Selain itu, Ketua Yayasan yang merupakan pemilik sekaligus pencetus lembaga Pendidikan diberikan apresiasi leh DPRD Kota Sorong bahwa ada orang Papua yang dengan sumber daya yang dimiliki mau menghibahkan hidupnya di dunia Pendidikan dalam tujuan mulia mengangkat harkat dan martabat khusunya siswa OAP.
“Alhamdulillah dari pemerintah Kota Sorong lewat kepala Dinas Pendidikan banyak memberikan bantuan baik berupa bangunan maupun sarana penunjang lainnya. Komisi I juga mendapat informasi dari kepala Sekolah Madrasah Aliyah bahwa dana BOS mendapat kendala yang harusnya diterima Rp29juta per semester, ternyata yang cair hanya Rp11juta, dan sudah berlangsung 2 semester. Karena itu Komisi I sesegera mungkin akan kunker ke kantor Kemenag kota Sorong sebagai induk dari Madrasah Aliyah,” lanjut Taslim.
Sementara itu Ketua Yayasan Emeyodere, Ismail Agia mengungkapkan awal memulai yayasan tersebut dimana Ia mendatangi rumah-rumah Orang Asli Papua Kokoda yang tinggal di kanal Victory agar anaknya mau disekolahkan di Yayasan Emeyodere dengan gratis.
“Anak-anak Papua disini mau sekolah saja syukur sekali, padahal kami gratiskan pembayaran sekolahnya. Namun mengubah pemikiran bahwa sekolah itu penting dari orang tua itu yang sulit,” ujar Ismail.
Iapun berterima kasih kepada Komisi I DPRD Kota Sorong dan Kadis Pendidikan Kota Sorong yang telah melihat dan mendengar langsung keluhan yayasan Emeyodere yang saat ini menjadi salah satu yayasan asli milik orang Papua tersebut. (Oke)
Komentar