STIKES Papua Sorong Gelar Pengambilan Sumpah Janji Keperawatan Angkatan 20

SORONG, PBD – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Papua Sorong melaksanakan pengambilan sumpah janji keperawatan angkatan ke-20, yang dirangkaikan dengan kegiatan Capping Day, di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (30/8/25).

Sebanyak 88 mahasiswa semester V, terdiri dari 11 laki-laki dan 77 perempuan, secara resmi dilantik untuk mengenakan cap perawat sebagai simbol kesiapan memasuki dunia praktik keperawatan.

____ ____ ____ ____

Ketua Panitia, Fatimah S.Kep., M.Kep., Ners, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal yang penting bagi mahasiswa untuk mempersiapkan diri menghadapi praktik di rumah sakit maupun di komunitas.

“Sumpah janji ini memberikan bekal fisik, mental, dan spiritual kepada mahasiswa agar mampu menghadapi program praktik dengan penuh tanggung jawab. Diharapkan mahasiswa dapat meneladani pelopor-pelopor keperawatan dunia serta menumbuhkan rasa cinta terhadap profesi,” ungkapnya.

Alumni angkatan 11 STIKES Papua, Jefri Mayor, turut hadir memberikan motivasi. Ia menceritakan perjalanan kariernya usai lulus, mulai dari bekerja di Puskesmas, Rumah Sakit Angkatan Laut, hingga bergabung dengan Kilang Pertamina Internasional RU VII Kasim. Jefri menegaskan pentingnya Capping Day sebagai syarat wajib sebelum mahasiswa turun langsung berinteraksi dengan pasien.

“Ini adalah tahapan wajib agar kalian siap melayani pasien dan keluarga pasien dengan profesional,” ujarnya.

Ketua DPD PPNI Kota Sorong, Oktovina Mubalen, menegaskan sumpah janji keperawatan bukan sekadar seremonial, melainkan pengingat akan kode etik profesi.

“Seorang perawat harus memegang teguh kode etik dalam menjalankan praktik. Dengan begitu kita akan aman, terhormat, dan dipercaya masyarakat,” katanya.

Ia juga menambahkan, PPNI siap menjadi mitra pemerintah dan lembaga pendidikan dalam membina serta mengembangkan profesi perawat di Indonesia.

Sementara itu, Ketua STIKES Papua Sorong, Marthen Sagrim, menjelaskan bahwa 8 September nanti mahasiswa sudah menjalani praktik klinik dasar di rumah sakit dan komunitas selama 3 bulan.

Ia menyebut STIKES Papua yang tahun ini berusia 20 tahun telah meluluskan 23 angkatan dengan alumni yang tersebar di berbagai instansi pemerintahan, rumah sakit swasta, hingga bekerja di luar negeri.

“Alumni kita ada yang direkrut di Jepang pada 2024 dan akan berangkat kerja ke Jerman pada Maret 2025. Ini menunjukkan kualitas lulusan kita mampu bersaing secara global,” jelasnya.

Marthen juga menekankan bahwa STIKES Papua hadir dengan perjuangan panjang, menghadirkan dosen-dosen berkualifikasi unggul, serta membuka akses pendidikan kesehatan bagi putra-putri Papua dan daerah lain di Indonesia.

“Jangan lihat sulitnya proses, tetapi lihat hasil dan kualitasnya. Kami mendorong mahasiswa untuk percaya diri, berdaya saing, dan siap menghadapi tantangan dunia kerja,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan kekecewaannya pada pemerintah daerah yang dianggap tidak peduli pada dunia pendidikan khususnya pendidikan kesehatan di tanah Papua.

Pada kesempatan tersebut tak terlihat perwakilan pemerintah provinsi Papua Barat Daya maupun pemerintah Kota dan Kabupaten Sorong.

Acara ini diisi dengan prosesi Florence nightangle dan pemasangan cap perawat kepada mahasiswa serta pembacaan sumpah janji yang dipandu rohaniawan sesuai agama masing-masing.

Pada kesempatan itu, Ketua STIKES Papua juga memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada salah 1 mahasiswa disambut haru dan bahagia orang tua dan tamu undangan. (Oke)

Komentar

News Feed