SORONG, PBD – Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi (Bapperida) Provinsi Papua Barat Daya menggandeng sejumlah perguruan tinggi untuk melakukan riset dan inovasi diberbagai hal terkait pembangunan.
Salah satunya dengan Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) Papua. Kepala Bapperida Provinsi Papua Barat Daya, melalui Kordinator Bidang Riset dan Inovasi, Frengky Albert Saa mengungkapkan bahwa pada tahun 2023, Bapperida melaksanakan hibah ke 17 Perguruan Tinggi.
“Setelah kami seleksi proposal, hanya ada beberapa saja yang kami setujui dan salah satunya adalah tim dari STIKES Papua ini karena kesehatan adalah kebutuhan dasar masyarakat tapi penting juga bagi pemerintah untuk dijadikan sebagai peta jalan serta pedoman dalam pembangunan di Papua Barat Daya 20 tahun kedepan atau 2045 mendatang,” terang Frengky disela-sela kegiatan FGD yang membahas Policy brief di salah satu hotel Kota Sorong, Sabtu (3/2/24).
Ia pun mengapresiasi sejumlah peneliti yang telah melakukan riset serta kajian yang membantu tugas pemerintah daerah dalam menyusun sebuah kerangka acuan untuk pembangunan di provinsi termuda di Republik ini.
“Melalui riset ini diharapkan, Papua Barat Daya memiliki pandangan, rumah sakit kedepan harus seperti apa, sehingga dapat menekan angka kematian masyarakat akibat kurangnya pelayanan dalam sektor kesehatan,” harapnya.
Ketua STIKES Papua, Marthen Sagrim melalui Wakil Ketua III sekaligus peneliti, Faizal Arianto menjelaskan bahwa kegiatan FGD Policy Brief merupakan kegiatan kemitraan dengan Bapperida. Dimana STIKES Papua mendapatkan kepercayaan untuk mengembangkan dua riset kesehatan bertemakan stunting dan rumah sakit.
“Yang saat ini sedang dilakukan adalah tahap kedua dari pengembangan Rumah Sakit Sele Be Solu dari Tipe C menjadi tipe B. Hasil sementara menunjukkan bahwa masih banyak indikator-indikator yang perlu ditingkatkan dalam aspek sumber daya manusianya kemudian infrastruktur, sarana prasarana termasuk sistem informasi dan sistem manajemen di dalam sehingga dengan lahirnya riset ini akan melahirkan sebuah peta Jalan bagi setiap stakeholder untuk sebagai langkah atau sebagai role untuk mengawal perjalanan rumah sakit ini menjadi tipe B,”terang Faizal.
Diharapkan dari hasil riset akan melahirkan sebuah peta Jalan bagi setiap stakeholder untuk dijadikan langkah atau role mode untuk mengawal perjalanan rumah sakit milik pemerintah Kota Sorong itu, menjadi tipe B.
“Kami berharap dari kegiatan ini, Kami mendapatkan hasil luaran ketiga kami yaitu sebuah policy paper yang menjadi bahan kajian akademik kami sebagai pertanggungjawaban hasil riset kami kepada pemerintah dan ini juga menjadi salah satu lampiran untuk menemani policy brief ini kepada Bapperida dan untuk menjadi bahan kajian dan bahan pertimbangan bagi kepala daerah untuk pengambilan kebijakan ke depan,” harap Faizal.
Ia mengatakan ada 6 orang peneliti inti dan 4 orang tambahan dalam riset ini yang telah dilakukan sejak Oktober 2023 hingga awal Februari 2024. Dimana tidak ada kendala berarti dalam penelitian yang dilakukan, hanya terkait administrasi dan temu janji pewawancara untuk pengambilan data dengan informan. (Oke)
Komentar