SORONG, – Sebagai upaya merubah paradigma dan cara berpikir (mindset) pengelola SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan program workshop penguatan kapabilitas bagi kepala SMK yang berasal dari Provinsi Papua dan Papua Barat melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dan pengembangan kemitraan strategis dengan dunia kerja di Kota Sorong, Papua Barat, sejak Senin (22/3/21) sampai dengan Kamis (26/3)
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto mengatakan kegiatan ini mengajak seluruh Kepala SMK se Papua dan Papua Barat dapat “mancing” bersama program GSM, yaitu program menciptakan ekosistem pendidikan yang positif guna menyiapkan lulusan SMK yang berkarakter dan sesuai kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
“Untuk bangun Papua yang dibangun adalah SDM, bangun mindset, inovasi dan keberanian untuk ciptakan terobosan baru. Kami sentuh kepala SMK dan jajaran, untuk ciptakan kepala sekolah yang berani membangun perubahan kita ajak GSM bentuk leadership di Papua. Kita ajak sekolah menyenangkan. Ratusan kepala SMK se Indonesia semuanya akan mengikuti program ini,” terang Wikan.
Dengan adanya perubahan pola pikir, Wikan berharap target spesial dalam mencipatakan pemimpin di lingkungan SMK bisa cocok dengan DUDI.
“Target Kami adalah perubahan, agar mereka jago mancing, feelnya dapat berinovasi dan mancing project degan Dunia Usaha atau Dunia Industri di Papua. Biaya perubahan mindset ini Milyaran Rupiah. Jika, Kita sudah sentuh mindset, pola pikirnya berkembang, maka biaya gedung, fasilitas penunjang itu mudah. Bukan lagi menjadi alasan tidak ada uang tidak bisa berkembang. Mereka juga sudah tahu apa yang akan mereka lakukan jika ada anggaran. Sehingga tepat sasaran dan berkelanjutan. Dana itu ada, fisik ada tapi SDMnya yang belum ada,” imbuh Wikan.
Wikan melanjutkan, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan akses keikutsertaan kepala SMK di Provinsi Papua dan Papua Barat dalam program-program di Ditjen Diksi, serta mengembangkan visi dan mindset mereka layaknya seorang CEO. “Agar nantinya proses link and match antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia industri dapat berjalan sustain dan selaras,” ujar Wikan.
Pada kesempatan ini Dirjen Wikan juga menekankan bahwa kepala sekolah harus memiliki karakter ‘pemimpin subur’ yang kuat sebagai pembangun yang mencakup fungsi sebagai motivator, inovator, organizing, dan controlling dalam pelaksanaan pembelajaran di SMK khususnya di Provinsi Papua dan Papua Barat.
“Target yang spesial, dimana kami ajak GSM agar benar-benar bisa membangun leadership dan pola pikir kepala SMK se-Papua dan Papua Barat,” jelas Wikan.
Workshop tersebut diikuti 55 SMK se Papua Barat dan 45 SMK dari 138 SMK se Papua. Usai workshop selama 4 hari, Kemendikbud akan melakukan pengawasan kepada sekitar 900 SMK selama 6 bulan. (Oke)
Komentar