SORONG, PBD – Ketua demisioner DPW PAN Papua Barat Daya, Syafrudin Sabonama menyatakan mundur diri dari bursa formatur pemilihan Ketua DPW PAN Papua Barat Daya 2025 – 2030.
Hal ini membuat pendukungnya sedih saat Ia menyatakan pengunduran dirinya dan meminta maaf atas langkah politik yang diambilnya.
Sebelumnya, Wakil ketua DPP PAN, Viva Yoga Mauladi menyebutkan 4 orang formatur DPW PAN Papua Barat Daya dalam Muswil I DPW PAN Papua Barat Daya di salah satu hotel Kota Sorong Papua Barat Daya, Minggu (11/5/25).
Nama Eko Hendro Purnomo yang lebih dikenal dengan Eko Patrio yang saat ini menjabat sebagai Sekjen DPP PAN periode 2024-2029 masuk dalam bursa calon formatur Ketua DPW PAN Papua Barat Daya.
Selain Eko Patrio, terdapat 3 nama lainnya yang masuk bursa calon formatur Ketua DPW PAN PBD yakni Sukriyadi, Dolfis Sagrim serta Fahri Kadir.
Demisioner Ketua DPW PAN PBD, Syafrudin Sabonama menyampaikan bahwa komposisi formatur telah dipilih dan akan menentukan kepengurusan baru DPW PAN Papua Barat Daya.
“Formatur terdiri dari empat orang, yakni Eko Patrio (Sekjen PAN), Sukriyadi, Dolfis Sagrim, dan Fahri. Mereka akan menentukan Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan jajaran lainnya,” ujar Demisioner Ketua DPW PAN PBD, Syafrudin Sabonama disela-sela pelaksanaan Muswil I DPW PAN PBD.
Dirinya menegaskan bahwa keputusannya untuk tidak maju menduduki kursi Ketua DPW PAN PBD bukan bentuk pengunduran diri, melainkan bagian dari mekanisme partai yang telah berlangsung secara terbuka dan demokratis.
“Jadi ini bukan pengunduran diri. Di PAN ada mekanisme pendaftaran calon formatur. Saya memilih untuk tidak mendaftar, ini bentuk komitmen terhadap pentingnya regenerasi dalam partai,” jelasnya.
Syafrudin menyebut, keputusan itu diambil sebagai upaya mengirim pesan kepada publik bahwa jabatan di partai bukanlah milik segelintir orang dan harus dapat diakses oleh siapa saja.
“Saya ingin sampaikan bahwa jabatan politik bukan sesuatu yang eksklusif. Kalau saya maju, orang lain bisa merasa kecil hati, merasa tidak punya peluang, saya ingin ubah itu,” sebutnya.
Meskipun Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu sempat berharap ia tetap maju sebagai Ketua DPW PAN PBD, Syafrudin menegaskan bahwa semua proses internal partai telah selesai, kecuali jika Ketua Umum DPP PAN melakukan diskresi.
“Tugas saya di struktural partai sudah selesai. Saya sudah janji saat Pak Gubernur terpilih, tugas saya hanya sampai di gerbang. Setelah itu, saya pulang,” tuturnya.
Disambungnya, ia menolak spekulasi bahwa dirinya akan menempati posisi sebagai staf khusus atau tenaga ahli, ia menegaskan tak ingin jabatan politik menjadi jalan hidup.
“Partai politik itu alat perjuangan, bukan alat cari makan. Saya tidak akan ambil posisi apapun. Hidup saya tidak bergantung pada itu. Saya akan kembali kepada keseharian saya. Saya hanya pesan kepada formatur untuk memposisikan orang-orang yang loyal di partai yang membesarkan partai masuk dalam kepengurusan,” ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, dirinya menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh kader dan menyatakan akan terus mengabdi untuk masyarakat Papua Barat Daya melalui jalur yang lain.
“Saya tetap di Sorong. Saya akan terus berkontribusi, tetapi bukan lagi melalui struktur partai. Waktunya memberi kesempatan kepada generasi berikutnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan dalam sambutannya saat membuka pelaksanaan Muswil secara hybrid melalui via zoom meeting turut mengajak seluruh kader PAN untuk mengikuti program-program pemerintah melalui media sosial resminya sebagai bentuk kedekatan PAN dengan masyarakat.
Ia menegaskan bahwa PAN adalah bagian dari pemerintahan yang sah dan memiliki peran penting dalam membangun Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Ia menolak anggapan bahwa PAN hanya menjadi penonton.
“Kita bukan diluar, kita didalam. Kita yang melaksanakan, kita yang membuat bersama teman-teman tentu dibawah pimpinan Bapak Presiden Prabowo Subianto,” tegasnya.
Dirinya menyerukan kepada seluruh kader PAN untuk meningkatkan militansi. Ia menekankan bahwa tidak ada jalan pintas menuju sukses selain kerja keras yang konsisten dan total.
“Untuk menjadi empat besar tidak ada jalan dah, kita mesti kerja keras. Mesti kerja habis-habisan, mesti keluar keringat, sing-singkan lengan baju, bekerja dengan segenap jiwa, raga, dan pikiran setiap hari,” serunya.
Ia mengingatkan agar tidak ada kader yang hanya duduk diam menikmati posisi, tetapi harus terus turun membantu rakyat, hadir ditengah masyarakat dan menjadi solusi bagi persoalan yang tengah dihadapi ditengah-tengah masyarakat.
“Jangan ada kader-kader yang enak-enak duduk sendiri. Harus terus bergerak, bantu rakyat agar rakyat kita lebih baik, lebih bagus, lebih makmur, lebih sejahtera,” ucapnya.
Dirinya menuturkan bahwa, kunci kesuksesan PAN ada di tangan para kader. Ia menyebut mereka sebagai aset terpenting partai yang akan menentukan posisi PAN pada Pemilu 2029.
“Saudara-saudaralah aset paling penting partai kita. Mari kerja keras, sing-singkan lengan baju, kita habiskan pikiran, tenaga, berbuat yang terbaik untuk partai, artinya berbuat yang terbaik untuk Indonesia,” tandasnya. (Jharu)
Komentar