Petani Maybrat Belajar Sangrai Kacang Khas Asli Maybrat Usai Study di Minahasa

MAYBRAT, PBD- Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya melakukan pelatihan pembuatan Kacang Sangrai Asli Maybrat bagi kelompok petani. Ditargetkan, Kacang Sangrai ini akan menjadi ciri khas Maybrat dan dapat dikenal dimana-mana.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Maybrat, Marthen Howay mengatakan bahwa, Penjabat (Pj) Bupati Maybrat, Bernhard Rondonuwu memiliki impian yang sangat besar bahwa Maybrat harus nomor satu di Papua Barat Daya (PBD). Kacang Sangrai Asli Maybrat harus terkenal dan jadi oleh-oleh paling top.

____ ____ ____ ____

“Khusus kita di Maybrat, hal ini tentu masih baru namun di tempat lain seperti Indonesia Tengah dan wilayah Barat di Jawa bukan lagi suatu yang baru. Olehnya, kita semua harus memberikan dukungan terhadap para petani yang ada di Maybrat,” tutur Marthen Howay saat tinjau langsung pelatihan.

Sambungnya, pelatihan Kacang Sangrai Asli Maybrat ini dapat berjalan tindak lanjut dari kerja sama atau MoU antara Pemkab Maybrat dengan Pemkab Minahasa. Kerja sama ini juga berlangsung hingga Pemkab Minahasa Tenggara. Dimana, satu bulan lalu sekitar 30 kelompok tani dan pendamping telah lakukan studi banding ke Minahasa.

“Kita tidak perlu harus gengsi, kita harus jujur katakan bahwa sumber daya kita masih terbelakang. Kita harus membuka diri dan mengaku itu jauh lebih penting sehingga belajar. Sukses itu tidak instan tetapi belajar untuk kemakmuran dan kesejahteraan para petani kita di Maybrat,” bebernya Marthen.

Lanjut dia, tanah di Maybrat itu topografi, maka para petani tidak perlu mimpi untuk kembangkan padi. Namun fokus dan mimpi lah untuk mengembangkan yang sudah ada sesuai ciri khas. Ini bukan soal tidak bisa tapi kondisi topografi tanah di Maybrat.

Contoh, kembangkan kacang tanah yang saat ini dibidik dan menjadi simbol. Seperti kacang tanah dan keladi, ini harus dapat diwujudkan dalam bentuk nyata dan dikenal dimana-mana. Semua harus sepakat bahwa kacang tanah jati diri, dan tunjukkan supaya ketika tamu-tamu datang pulang membawa Kacang Sangrai Asli Maybrat saja.

“Kita tidak boleh pesimis, tetapi optimis dan kita tidak boleh kata-kata terlambat. Sukses itu, bukan di mulai dari dana atau anggaran yang besar melainkan tekad dan komitmen. Ini harus menjadi motivasi serta dorongan bagi kita semua, begitupun kepada para petani di Maybrat,” tutup Marthen. (Valdo)

Komentar

News Feed