Perubahan Pola Pikir Penting Dalam Sistem Pembelajaran

SORONG, – Penggagas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Muhammad Nur Rizal mengatakan GSM sebagai mitra pendidikan membantu untuk mengubah pola pikir, paradigma pendidikan dan perilaku pelaku pendidikan agar orientasinya tidak hanya penguasaan konten atau hard skill tetapi juga pada soft skill dan kompetensi.

“Harapannya dengan perubahan paradigma ini, akan tumbuh anak-anak yang punya talenta terbaik sehingga link and match dengan dunia industri berdasarkan passion dari anak-anak itu,”kata Rizal.

Menurut Rizal, ada 3 hal yang menjadi fokus utama dalam kemajuan pendidikan yaitu pertama problem solver, atau menyelesaikan masalah, meta kognifit. Kedua, kemampuan sosial berkomunikasi, bersosialisasi, kemampuan mental mengelola diri dan emosi, mengetahui kompetensi diri dan terakhir adalah berani membuat keputusan strategis.

“Bukan hanya hard skill yang diciptakan tetapi yang utama adalah soft skill. Harapan kami, sektor swasta yang datang tidak diminta-minta tetapi mereka yang datang meminta karena membutuhkan skill dari lulusan SMK,” ujar Rizal.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI), Ahmad Saufi menyatakan perlunya perubahan mindset dalam sistem pembelajaran agar penyiapan hard skills yang menjadi fokus SMK selaras dengan pengembangan karakter soft skills peserta didik.

“Untuk mencapai hal ini, perlu diwujudkan suatu bentuk ekosistem pendidikan yang mengedepankan suasana belajar yang menarik, nyaman, dan menyenangkan agar peserta terus memiliki motivasi untuk meningkatkan kualitas belajarnya,” tuturnya.

Ahmad Saufi berharap, kegiatan ini dapat mengoptimalkan persiapan SMK di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat untuk mengakses program pengembangan SMK Pusat Keunggulan (PK).

“Kegiatan workshop ini merupakan bagian dari program peningkatan kapabilitas manajerial kepala SMK untuk menciptakan ekosistem sekolah yang menyenangkan sehingga dapat mengoptimalkan pengembangan karakter dan potensi peserta didik,” ujarnya.

Untuk lebih menguatkan kemitraan SMK dengan dunia kerja, pada kesempatan ini juga diundang 23 mitra DUDI di wilayah Papua dan Papua Barat sebagai upaya mendukung penuh pelaksanaan link and match dengan SMK.

“Dunia usaha dan dunia industri tersebut akan duduk bersama dengan peserta workshop guna menandatangani perjanjian kerja sama berikut dengan penyusunan rencana aksi yang konkret untuk mewujudkan peningkatan kompetensi peserta didik SMK khususnya di wilayah Papua dan Papua Barat,” tambah Saufi.

Secara umum, kegiatan workshop ini bertujuan agar peserta mempunyai pemahaman yang sama tentang GSM di sekolah, dan menghasilkan kepala sekolah yang mampu menciptakan ekosistem perubahan di sekolah. Berikutnya, para peserta mampu melaksanakan program tindak lanjut sebagai salah satu agen perubahan dalam mewujudkan ekosistem sekolah menyenangkan untuk memaksimalkan potensi peserta didik SMK.

Selain itu, para peserta secara optimal dapat mengakses program pengembangan SMK melalui aplikasi TAKOLA SMK termasuk program SMK sebagai Pusat Keunggulan Tahun 2021. Kegiatan implementasi kerja sama antara SMK dengan dunia kerja yang diwujudkan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama dan penyusunan rencana aksi bersama. Dengan begitu, para peserta diharapkan mampu mengimplementasikan kerja sama dengan dunia kerja secara berkesinambungan yang akan diberikan selama kurang lebih enam bulan ke depan oleh Kemendikbud. (Oke)

__ ___ __ ___ __ ___ ___

Komentar