“Saat pemetaan Kita didampingi Econusa melakukan pemetaan itu. Proses ini tidak mudah karena harus melalui proses panjang meyakinkan masyarakat bahwa saat kita buka akses akan ada dampak positif dan negatifnya. Semua potensi anak muda disini kita keluarkan. Misalnya menggunakan GPS dan GIS, buat peta mereka yang lakukan. Jadi tidak perlu orang dari luar. Kami memadukan teknologi dan kearifan lokal agar tempat keramat dan budaya tetap terjaga dengan kemajuan teknologi nantinya,” ujar Tori.
Ia berharap gerakan dan gebrakan PGM ini dapat terus berkembang dan berkelanjutan agar pembangunan dari Kampung dapat terwujud.
Sementara itu, Plt. Kepala BBKSDA, Budi Mulyanto mengatakan bahwa BBKSDA bekerjasama dengan stakeholder terkait berkolaborasi melaksanakan hari bakti Rimbawan ke 38 cukup berbeda karena masih berada di masa pandemi Covid-19. Namun tetap dapat dilaksanakan dengan protokol kesehatan dan bisa bermakna bagi lingkungan.
Ia berharap kegiatan tersebut dapat menjadi komitmen bersama masyarakat di Malaumkarta yang secara turun temurun sudah melakukan kaidah konservasi agar hutan yang dimiliki dapat sejahtera baik satwa maupun masyarakatnya.
“Kita harap hutan Papua yang cukup luas dapat dijaga, dirawat, dimanfaatkan, secara lestari sehingga dapat berkesinambungan, Bisa berkelanjutan sampai generasi yang akan datang,” harap Budi.
Hadir dalam kegiatan tersebut perwakilan Bupati Sorong, unsur TNI/Polri, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh perempuan Malaumkarta. Kegiatan dilakukan dengan sederhana namun penuh kebersamaan sesuai protokol kesehatan yaitu wajib cuci tangan dan wajib menggunakan masker. (Oke)
Komentar