MAYBRAT, PBD – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maybrat bersama bersama TNI/Polri, konsisten dalam upaya pemulangan masyarakat eksodus yang ada di wilayah Distrik Aifat Timur Raya maupun Distrik Aifat Selatan Raya, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya.
Upaya terbaru yang dilakukan tim di dalam pemulangan eksodus ini yaitu pengukuran jalan dan jembatan secara detail dari Kampung Fankahrio hingga Ayata menuju Aisa. Tidak hanya itu, tim juga melakukan pengukuran jembatan dari Kampung Fankahri tujuan ke arah kali Yasie.
Penjabat (Pj) Bupati Maybrat, Bernhard E. Rondonuwu mengungkapkan bahwa, upaya pemulangan masyarakat eksodus yang dilakukan oleh tim hingga saat ini memasuki tahap ketiga dari empat tahap yang sudah direncanakan.
“Upaya yang dilakukan tentu berproses dan banyak hal yang menjadi tantangan, tidak semudah apa yang dipikirkan. Namun atas kerjasama dan dukungan yang baik, semua dapat berjalan,” jelas Bernhard Rondonuwu, Rabu (19/5/23).
Menurutnya Rondonuwu, dukungan maupun kerjasama pemulangan warga eksodus ini datang dari pemerintah pusat, Pemprov Papua Barat Daya dan Pemprov Papua Barat, jajaran TNI/Polri, masyarakat dan berbagai pihak-pihak lainnya.
Sebelumnya, Ia juga sampaikan bahwa telah mendapat surat dari Wamendagri RI untuk pemulangan eksodus di laksanakan hingga Oktober 2023. Atas surat itu, Pemkab pun melakukan upaya disemua bidang termasuk bertemu Ketua Sinode dan Keuskupan.
Lalu bersurat ke Komnas Hak Azasi Manusia (HAM). Pemkab berkomitmen semua warga eksodus harus kembali di kampung halaman masing-masing. Semua aktifitas pemerintah maupun aktivitas pembangunan di wilayah kampung harus berjalan. (Valdo)
Komentar