Pembelian Mitan Tunjukan KK, Pedagang Ngaku Antisipasi Penimbunan

SORONG,- Minyak tanah kini kembali sulit untuk didapati padahal sebelumnya tidak seperti demikian, bahkan pada saat membeli harus mengantri dan harus menunjukkan kartu indentitas diri berupa Kartu Keluarga (KK).

Dina Baransano yang merupakan warga saat ditemui Sabtu (5/11/22) saat mengantri minyak, pun angkat bicara soal kesulitan yang dialami, pasalnya mobil tangki sekarang hanya masuk dua minggu sekali dan mereka pun sebagai warga dibatasi membeli

____ ____ ____ ____

“Akhir-akhir ini mulai dari 1 bulan kemarin kami sudah kesulitan cari minyak tanah, dulu tong (kita) tidak perlu mengantri tapi sekarang pas mobil tangki masuk di kompleks jam 10.00 Pagi WIT mulai antri sampai di sore hari jam 16:00 WIT,” ungkap Dina.

Bebernya, memang harga masih sama cuman sekarang situasinya berbeda tapi mau bikin bagaimana lagi, mau tidak mau warga harus tetap bersabar ikut mengantri berjam-jam hanya untuk dapat minyak tanah.

Katanya, kalau untuk kebutuhan keluarga penggunaan minyak ini tidak akan cukup sebab 15 liter biasanya saya pakai sedangkan agen hanya perbolehkan satu KK dapat 20 liter sehingga sangat tidak mencukupi jadi warga terpaksa harus berusaha untuk mencari lagi tambahan minyak tanah.

Ia berharap mungkin bisa ditambah lagi takaran liternya itu karena satu RT saja sudah beberapa banyak KK yang ada disitu yang pasti sangat tidak mencukupi.

Sementara itu, Arfan selaku Penjual tetap menjual minyak seperti sediakala dengan membawa indentitas warga dan akan disalurkan sesuai kouta yang diberikan kepada pihak mereka sebagai agen.

“Jadi kita disini ada aturan dari kantor Pertamina untuk melayani warga di kompleks itu tapi juga layani warga luar hanya saja diluar hanya boleh 5-10 liter, mengapa demikian karena kami ingin berantas mereka yang beli lalu kembali di jual dengan harga diatas normalnya,” tegas Arfan.

Jelasnya, kebijakan KTP dan KK ini baru berjalan sebulan dan minyak tanah sendiri di pangkalan sebenarnya tidak susah hanya saja yang bikin susah itu adalah para penimbun-penimbun dan juga sekarang proyek-proyek pengaspalan yang membutuhkan minyak tanah.

Tambahnya, meski demikian penjual tetap fokus kepada warga yang menggunakan mitan untuk kebutuhan dasar rumah tangga.

“Penyaluran ke agen kami itu 2 ton sebulan ada dua kali masuk dan semua full dikasih kepada warga sesuai perjanjian tanda tangan kontrak di awal bahwa, kami menjual hanya untuk masyarakat bukan bagi industri, karena apabila ditemui hal tersebut bisa dilaporkan ke kantor yang bersangkutan dan izinnya akan dicabut,” terangnya. (Mewa)

Komentar