“Sangat disayangkan ini bisa terjadi, mereka kan sebagai calon pelanggan kami. Sudah tertipu atau membayar dipihak yang salah. Seharusnya pembayaran bisa dilakukan langsung ke kantor PLN, atau jika mau memasang instalasi, bisa dibayarkan ke kontraktor yang sudah menjadi mitra PLN atau lebih bagusnya langsung bisa ke kantor PLN buat bertransaksi. Disisi lain, Kami bersyukur bisa mengetahui hal ini, agar dapat kita antisipasi. Kami PLN akan buat surat resmi ke Pemda untuk diteruskan ke aparat kampung. Bahwa biaya penyambungan seluruh Indonesia sama, dan lebih baiknya langsung ke kantor PLN,” urai Deski.
Malam ini, Kami harus menginap di Kampung Limalas. Beruntung Kami menginap disalah satu rumah yang menggunakan genset. Namun sejumlah rumah, terlihat hanya diterangi pelita yang terbuat dari botol kaca berisi minyak tanah ditambahkan sumbu ditengah tutup botol kaca.
Salah satu warga, Mama Sola mengatakan bahwa sejak November 2020 lalu, genset milik kampung mereka rusak hingga bagi warga yang tidak memiliki genset pribadi, terpaksa menggunakan pelita sebagai penerang. Anak-anak usia sekolah pun terlihat hanya bermain didalam rumah mereka. Sebagian duduk di luar rumah bersama anak-anak lainnya, bermain didalam gelap dan ditemani cahaya pelita yang semakin meredup.
Kisah selanjutnya : Cita-Cita Menjadi Dokter, Dari Gelap Menuju Terang
Komentar