Kisah Pedagang Es Campur Keliling, Rela Jualan Hingga 27 Tahun Demi Masa Depan Anak

SORONG,- Mentari pagi mulai beranjak naik, sekitar jam 08.00 WIT raut wajah bahagia muncul ketika Mesidi (55) mulai membersihkan peralatan gerobak, tepatnya di lorong kompas belakang tokoh Thio Kota Sorong, Papua Barat, Senin (22/8/22).

Pagi itu Bapak dari dua anak ini hendak, menyiapkan gerobaknya untuk mengadu nasib mengelilingi Kota Sorong.

____ ____ ____ ____

Dengan memakai kemeja bercorak abu-abu ungu dan celana kain panjang hitam serta topi berwarna hitam pekat. Mesidi mulai mendorong gerobak es campur tak peduli panas ia dengan semangat, menelusuri setiap lorong yang ada hanya untuk mencari nafkah.

Tentu es campur yang dijualnya juga mendapatkan begitu banyak pelanggan, bagaimana tidak harga dari es campur tersebut ternyata tidak menguras kantong pembeli. Seporsi es campur dikenakan harga Rp 10.000 dan pembeli juga bisa membeli dengan harga Rp 5.000 saja.

Es campur yang diselingi dengan roti, jelly, kacang dan dipadukan dengan es parut serta taburan susu tentu membuat orang yang menyantapnya akan merasa enak. Apalagi dinikmati pada saat siang hari makin terasa nikmatnya.

Mesidi menceritakan perjalanannya sebagai penjual es campur keliling selama 27 tahun lamanya di Kota Sorong. Tak semudah yang dibayangkan, sebagai kepala keluarga tentu Ia harus berusaha untuk bekerja walaupun kadang hanya mendapatkan penghasilan yang tak sepadan dengan hari-hari biasa.

Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya, apalagi sejak COVID-19 mengguncang dunia. Ia tetap berjualan es campur walaupun dengan penghasilan yang sedikit.

“Kalau ke kampung tetap akan balik ke Kota Sorong, untuk jualan es campur lagi karena sudah rasa nyaman, walaupun kadang ketemu orang mabuk kalau mereka minta uang ya saya kasih, kalau minta es campur saya juga kasih asal penting aman-aman saja jangan rusaki gerobak dan dan barang-barang saya,” terangnya.

Dengan wajah sumringah Ia mengatakan, kedua anak dan istrinya sedang berada di Kabupaten Jember Jawa timur. Saat itu ia berusaha untuk mencari nafkah agar bisa menyekolahkan anak pertamanya pada sekolah penerbangan. Ternyata niat baik yang dibarengi dengan kerja keras tentu membuahkan hasil yang memuaskan. Kini anaknya sudah bekerja pada bagian penerbangan.

“Anaknya saya sudah dua kali tes angkatan laut tapi gak tembus, akhirnya saya kasih masuk ke sekolah penerbangan Alhamdulillah sudah tembus dan sekarang lagi kerja di Jakarta,” sambungnya.

Tapi lagi-lagi Masidi tidak merasa puas, ia terus menjual es campur keliling. Saking mencintai pekerjaannya kini ia memiliki banyak pelanggan, dan saat ini Masidi memilih mangkal di samping Gramedia Kota Sorong.

“Alhamdulillah masih terus menjual. Buat teman-teman jangan pernah menyerah bekerja ya, harus tetap semangat dan yakin bahwa Allah senantiasa melindungi kita dimana pun kita berada,” ungkap Masidi dengan tatapan penuh harap. (Fatrab)

Komentar