“Pengorbanannya Hari Ini Sama-Sama Kita Nikmati”
MAYBRAT,- Kepala Dinas Pendidikan (Kadis) Kabupaten Maybrat sekaligus Intelektual Aitiyo, Kornelius Kambu meluncurkan buku “Mathias Kambu Bapak Raja Dari Maybrat” di Gedung Samusiret Kumurkek, Kabupaten Maybrat Papua Barat Daya, Kamis (8/12/22).
Mathias Kambu adalah bapak kandung dari Kadis Pendidikan Maybrat, Kornelius Kambu. Dia adalah salah satu tokoh Pepera, peran dan pengorbanannya telah menjadi warisan bagi anak-anak Papua di Indonesia. Dalam peluncuran awal ini, Kornelius terbitkan 500 buku disebarkan ke sekolah beserta warga.
Kornelius mengungkapkan, dirinya sengaja untuk menerbitkan serta meluncurkan buku biografi bapaknya, Mathias Kambu supaya dikenang oleh generasi penerus. Dimana, di tanah Papua ada 1.008 pahlawan nasional, 16 diantaranya dari asal dari Maybrat salah satunya adalah Mathias Kambu.
“Buku ini segaja dibuat dan diterbitkan agar dikenang dan direnungkan kembali generasi muda maupun orang-orang yang berkarya di wilayah kepala burung. Perjuangan para tokoh dulu sangat misteri yaitu, penentuan pendapat rakyat Papua balik ke pangkuan NKRI. Ini adalah momentum yang bersejarah tahun 1969,” jelas Kornelius Kambu.
Menurutnya, Papua sudah pernah merdeka, namun ditahun 1969 tokoh pahlawan Papua berjumlah 1.008 yang menentukan integrasi Papua kembali ke pangkuan NKRI. Untuk itu, selaku anak pejuang salah satunya segaja menulis, dan mengangkat kembali sehingga dapat dikenang serta direnungkan generasi muda yang tinggal di kepala burung ini.
“Terlebih TNI dan Polri bahwa, jangan hanya melihat pahlawan nasional akan tetapi perlu memberikan perhatian pada orangtua kami yang banyak berjasa memberi solusi terbaik sehingga Papua kembali ke pangkuan NKRI. Perjuangan mereka harus kita hargai selaku penerus pembanguan bangsa ini,” ujarnya.
Kornelius tambahkan, buku biografi Mathias Kambu yang diluncurkan ini dibagikan dan disebarkan secara gratis di sekolah-sekolah maupun warga. Buku ini pula akan dijadikan kurikulum muatan lokal di sekolah sehingga anak-anak/pelajar bisa mengenang sejarah tokoh pahlawan nasional dari tanah Papua.
Buku ini pula, lanjut dia, sifatnya sederhana dan cukup kecil dimana isinya menceritakan bagaimana kiprahnya Mathias Kambu ketika proses penentuan pendapat rakyat Papua pada peristiwa tahun 1969. Peluncuran buku tokoh pahlawan ini kerja sama dengan Balai Penjaminan Mutu Provinsi Papua Barat dan Universitas Negeri Solo.
Satu hal paling bersejarah dibuku ini, kata Kornelius, jaman Pepera itu banyak orang yang tau membaca dan menulis. Ada guru, ada polisi lanskap dan lainnya, tapi mereka tidak dipanggil untuk ikut dalam delegasi yang dipanggil adalah bapaknya, Mathias Kambu yang tidak tau tulis atau membaca.
“Bapak (Mathias) dulu itu selalu cerita dan saya merekam. Makanya saya mencoba apa yang diceritakan meramuh dalam tulisan. Ini adalah motivasi dan catatan sejarah yang harus diingat. Bapak saya dulu memiliki jiwa kepatriotisme yang sangat tinggi dan punya keberanian untuk mengambil resiko, dimana taruhannya merdeka atau ikut NKRI,” tutup Kornelius dengan terharu. (Valdo)
Komentar