Harga Elpiji Naik Omset Sempat Menurun dan Stok Berlimpah

SORONG,- Naiknya harga Elpiji tentu mempengaruhi omset pendapatan dari setiap agen, pasalnya setiap penjualan berharap bisa memperoleh sedikitnya keuntungan, kenaikan tersebut merupakan keputusan dari PT Pertamina (Persero) yang telah diberlakukan sejak 10 Juli 2022.

Hal tersebut dibenarkan oleh Salah satu Agen LPG Non Subsidi, Jayatama selaku Direktur Utama PT Wilis Trijaya Mandiri, saat ditemui media digudang LPG yang beralamat di Kota Sorong, Papua Barat, Senin (25/7/22).

“Berkaitan dengan kenaikan elpiji itu masyarakat kelihatannya juga paham ya, terutama BBM yang juga ikut naik jadi dari pemerintah sudah menjelaskannya dan kita pun sebagai agen hanya sekedar mengikuti keputusan dari surat edaran yang dikeluarkan oleh pertamina,” ujar Jayatama selaku pemilik Agen LPG Non Subsidi.

Dikatakannya memang ada sedikit penurunan omset apalagi bagi masyarakat yang kalangan bawah dan harga yang dikasih agen terlepas dari outlet atau kios-kios yang menyalurkan langsung kepada masyarakat.

Dibeberkannya untuk harga dari pertamina untuk Bright Gas 1 tabung ukuran 5,5 kilo alami kenaikan Rp11.000 sekian sehingga agen menjual dengan harga Rp175.000, sedangkan tabung 12 kilo alami kenaikan harga sebesar Rp25.000 jadi kita ikuti saja sehingga kami menjualnya dengan harga Rp370.000 dari harga sebelumnya yakni Rp345.000.

“Yang lain masih tetap harganya jadi kita menyesuaikan dengan menjaga, gas-gas tersebut stoknya kita ambil dari luar Sorong yaitu di Surabaya dan memerlukan waktu yang cukup lama yakni 20 hari karena tabung-tabung yang kosong akan diberangkatkan untuk diisi kemudian dibawah lagi ke Sorong dengan menggunakan kapal laut,” terangnya.

Dikatakan bahwa pihaknya terus mengupayakan agar stoknya selalu ada dan tidak sampai kosong sebab gas merupakan salah kebutuhan pokok bagi mereka yang tidak menggunakan minyak tanah artinya stok masih tetap aman hingga saat ini.

“Untuk stok elpiji ukuran 12 kilo masih ada 1.200 tabung sedangkan yang 5,5 kilo itu masih ada 1100 tabung, stok akan tetap sesuai dengan daya beli masyarakat, sebelumnya omset turun sekitar 85% namun hanya pada minggu pertama dan minggu kedua namun pada minggu ketiga sudah normal kembali,” tutupnya. (Mewa)

___

Komentar