“Keterbatasan moda transportasi pengangkutan logistic yang ada di Papua Barat selama masa pandemic dan new normal menjadi hambatan tersendiri dalam pendistribusian dari KKKS yang membawa dan menyerahkan bantuan ke Pemerintah provinsi maupun pemerintah Kabupaten penghasil Migas. Namun dengan semangat kebersamaan, semua hambatan tersebut dapat dilalui dan penyaluran bantuan bisa diterima dan dimanfaatkan oleh tenaga kesehatan maupun warga masyarakat,” kata Kepala SKK Migas Papua-Maluku, Rinto Pudyantoro belum lama ini.
Saat ini, SKK Migas bersama KKKS menggandeng LSM Kasuari dalam melakukan program ketahanan pangan local dengan system Agroforesty.
“Kegiatan PPM bidang lingkungan ini merupakan bentuk kepedulian industry hulu migas kepada pelestarian lingkungan. Rencananya kegiatan ini sampai akhir tahun, dilakukan penyemaian bibit hingga mencapai 10.000 bibit,” terang Kepala Departemen Humas Perwakilan SKK Migas Papua – Maluku, Galih Setiawan, Jumat (16/10/2020).
Adapun pembibitan yang dilakukan di Kelurahan Malasom Distrik Aimas, Kabupaten Sorong itu akan menyemai sejumlah bibit tanaman local seperti Matoa, Pala, Langsat, Rambutan, Durian, Sukun, Sengon, Agatis dan Mangga.
“Proses penanaman pohon itu ibarat siklus eksplorasi Migas di industry Hulu Migas. Jika berhasil eksplorasi atau penyemaian, maka baru bisa tuh dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan generasi selanjutnya. Jadi industry hulu migas saat ini juga sama, masih tahap eksplorasi, belum banyak manfaatnya dirasakan oleh masyarakat. Tapi jika masyarakat mendukung semua kegiatan industry hulu migas dalam eksplorasi, maka manfaatnya akan dirasakan oleh semua masyarakat bahkan generasi mendatang,” harap Galih.
Penulis : Olha Irianti Mulalinda
Komentar