KABUPATEN SORONG, PBD – Seorang wanita di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Adelita Putri Noviana (26) menikah dengan pria asal Korea Selatan, Cho Dong Hyun (47). Perjalanan kisah cinta keduanya bermula dari aplikasi media sosial.
“Pertama kali ketemu lewat aplikasi meeff, awalnya sih iseng, pengen cari teman bahasa korea, tapi akhirnya dapat suami,” kata Adelita Putri Noviana kepada Sorongnews.com, Minggu sore (21/5/23).
Pernikahan Adelita Putri Noviana bersama Hyun sapaan akrabnya digelar di Katapop 1, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Jumat (19/5/23) lalu, berlangsung meriah, beberapa tamu terlihat tak ingin ketinggalan untuk berswafoto dengan pasangan beda negara itu.
Adel sapaan akrabnya mengungkapkan perjalanan cintanya dengan Hyun terbilang unik. Pasalnya, disebutkannya bahwa, dirinya dengan suaminya awal ketemu melalui aplikasi pada bulan Desember 2021, hingga akhirnya pada bulan Januari 2022 keduanya memutuskan untuk berpacaran.
Tak hanya itu, dijelaskannya bahwa, disaat keduanya bertemu untuk pertama kalinya, saat itu juga Hyun memutuskan untuk datang di Indonesia tepatnya di Jakarta.
“Awal ketemu di aplikasi bulan Desember 2021, terus kita pacaran di bulan Januari 2022. Pertama kali ketemu di bulan Agustus 2022 saat Hyun memutuskan untuk datang ke Indonesia tepatnya di Jakarta dan kita ketemu didunia nyata,” ungkapnya.
Disambungnya, Adel membeberkan bahwa, dirinya pertama kali tertarik kepada Hyun, sebab dinilainya sang suami sangat baik dan begitu perhatian.
“Saya yang duluan tertarik, karena dia (Hyun) baik banget dan perhatian. Awal kenal sampe pacaran sebulan, nah itu ketika kita masih temanan, dia sering chat duluan nanyain kabar hari ini gimana, kebetulan itu saya masih kuliah S2 di Makassar,” bebernya.
Kemudian, dipaparkannya bahwa, sang suami tak mau berlama-lama berpacaran, akhirnya memutuskan untuk bertunangan dan dilanjutkan dengan pernikahan.
“Yang pertama ajak nikah suami, tunangannya waktu pertama kali kesini bulan Agustus 2022 dan nikahnya tanggal 19 Mei 2023, kemarin. Dia (Hyun) bilang saya beda tidak seperti perempuan korea, Hyun tertarik dengan perempuan yang pintar, lembut dan perhatian seperti saya. Tak mau lama-lama berpacaran, dia ajak serius, tapi pas waktu tunangan itu orang tua masih belum mau ditinggal ke Korea, makanya kita dikasih jeda waktu setahun supaya orang tua melepas anak perempuan satu-satunya ini untuk ikut suami ke Korea,” jelasnya.
Demi menikahi wanita idamannya, pria kelahiran November 1975 itu hanya seorang diri datang ke Indonesia untuk menjalani prosesi pernikahan secara adat Jawa dan memutuskan untuk pindah agama.
“Pake adat jawa, suami datang sendiri, kebetulan dia (Hyun) anak bungsu (anak terakhir) dan laki-laki sendiri. Ada 2 kakaknya perempuan, namun kakak pertamanya sudah tua dan kakak keduanya sudah meninggal. Alhamdulillah sudah muallaf dari tahun lalu,” ujarnya.
Disampaikannya bahwa, keluarga sang suami di Korea Selatan juga sangat mendukung Hyun untuk menikahi wanita dirinya.
“Mendukung sangat, karena sebelum mengenal saya, suami kayak menutup diri dari keluarganya, sebab anak laki-laki di Korea kalau sudah kuliah dan mulai tinggal jauh dari orang tua jarang ada komunikasi. Akan tetapi, sekarang dia sudah janji kalau harus selalu hubungi orang tuanya minimal seminggu sekali, biasalah anak laki-laki kadang tidak terbuka sama orang tua, namun dia ceritain bagaimana bisa ketemu sama saya, bagaimana dia cinta banget sama saya,” tuturnya.
Saat ini, Hyun tinggal di rumah orang tua Adel, Dalam waktu dekat ini juga, kedua pasangan ini akan menetap di Korea Selatan dan Adel akan berjumpa dengan orang tua Hyun.
“Masih di rumah orang tua saya, tapi minggu depan kita sudah mau pergi ke korea. Untuk bertemu dengan mertua (orang tua Hyun) belum, cuma lewat video call, karena mertua sudah tua banget, jadi tidak berani naik pesawat, Korea ke Jakarta saja 7 jam, belum lagi dari Jakarta ke Sorong bisa 8 hingga 9 jam, makanya mertua tidak ikut kesini waktu nikah” sebutnya.
Ditambahnya, untuk menjalin komunikasi, dirinya sedikit mengetahui bahasa Korea, namun lebih banyak menggunakan bahasa Inggris. Kendati demikian, akhir-akhir ini, sang suami mempelajari bahasa Indonesia.
“Campur sih, kebetulan saya bisa sedikit bahasa Korea, tapi lebih banyak pake bahasa Inggris, suami juga sekarang sudah belajar bahasa Indonesia sedikit-sedikit,” tambahnya. (Jharu)
Komentar