JAKARTA – Kepedulian dan upaya Dominggus Absalom Kalami, mitra pemberdayaan masyarakat Kampung Adat Malasigi Pertamina EP Papua Field, untuk menjaga tanah ulayat demi kelestarian hutan mendapatkan penghargaan tertinggi sebagai juara 1 Local Hero Inspirations Awards Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Penghargaan yang diserahkan di Jakarta pada Rabu (24/4) oleh Sekjen KLHK Bambang Hendroyono bertepatan dengan kegiatan Festival Pengendalian Lingkungan 2024 ini melewati tahapan seleksi dari local hero pejuang program pemberdayaan masyarakat dan lingkungan seluruh Indonesia.
“Hutan bagi kami adalah ibu, sehingga kami selalu berupaya sekuat tenaga untuk menjaganya. Kami bersyukur upaya yang kami lakukan meskipun tersembunyi jauh di Bumi Papua mendapatkan apresiasi dari pemerintah. Terima kasih kepada semua pihak yang selama ini peduli terhadap perjuangan kami. Tanah ulayat terjaga, masyarakat sejahtera,” ujar Absalom.
Program ini merupakan program kemitraan strategis dengan Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat Daya, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Papua Barat Daya, Fauna & Flora International dan LSM Kasuari Tanah Papua.
Senior Manager Relations Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina Fitri Erika mengatakan bahwa perusahaan memiliki komitmen kuat terhadap kinerja Environmental, Social & Governance (ESG) dan mendukung pencapaian agenda internasional Sustainable Development Goals (SDGs) melalui berbagai program.
“Selain berperan mendukung ketersediaan energi nasional melalui kegiatan eksplorasi dan produksi hingga ujung timur Indonesia, kami juga memiliki komitmen kuat untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat dan lingkungan di sekitar kami. Terima kasih atas apresiasi dan perhatian pemerintah terhadap local hero kami sebagai penyemangat meneruskan perjuangan melindungi hutan,” ujarnya.
Perjuangan Absalom dan kelompok berawal dari kekhawatiran bahwa alih fungsi lahan akan mengancam keberlanjutan kampung adat masyarakat dan habitat keanekaragaman hayati di hutan sekitar mereka tinggal.
Absalom belajar secara otodidak di Kampung Wisata Malagufuk sebagai pemandu wisata minat khusus pengamatan burung pada tahun 2015 sampai 2018. Ia mengawali tugasnya sebagai asisten pemandu dan porter; membantu wisatawan dalam membawa barang ke lokasi pengamatan burung, hingga mempersiapkan kedatangan wisatawan.
Absalom juga mempelajari perilaku satwa, jenis-jenis burung, dan jenis satwa lainnya dari Maurits Kafiar, salah satu local hero di Kepulauan Raja Ampat saat mengunjungi Malagufuk. Dengan bekal tersebut, Absalom menimbang serta melihat potensi dan merangkul masyarakat untuk mengembangkan ekosiwata yang ada di tanah kelahirannya yaitu Kampung Adat Malasigi.
Perjuangan kelompok tidak sia-sia dengan terbitnya SK Hutan Kampung pada 28 Agustus 2023 yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Capaian lainnya adalah pendapatan kelompok meningkat dari kegiatan wisata dengan kunjungan wisata baik lokal maupun mancanegara.
Kampung Malasigi adalah salah satu kampung persiapan yang secara administratif masih tergabung dengan kampung induknya yaitu Kampung Klayili, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Jika ingin menjangkau Kampung Malasigi, kita harus menempuh perjalanan darat sejauh 55 kilometer dari pusat Kota Sorong dengan waktu tempuh 1,5 jam dan akses jalan yang tidak sepenuhnya mulus. Kampung ini memiliki luas wilayah sebesar 1.750 hektar, dengan luas permukiman kurang dari 1 hektar, yang didiami oleh 15 kepala keluarga.
Selain itu, lima satwa endemik Papua berjenis burung cenderawasih, yaitu cenderawasih kecil (lesser bird of paradise), cenderawasih raja (king bird of paradise), cenderawasih mati-kawat (twelve-wired bird of paradise), cenderawasih belah-rotan (magnificent bird of paradise), dan toowa cemerlang (magnificent riflebird) juga terlindungi dapat ditemui disana. (**/Oke)
Komentar