MERAUKE, PAPUA SELATAN – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Pertanahan (LHKP) Provinsi Papua Selatan (PPS) mendorong Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Merauke menjadi sekolah adiwiyata tingkat provinsi dan nasional bahkan mandiri.
“Kami melanjutkan usulan Kabupaten Merauke untuk SMA Negeri 3 Merauke menjadi sekolah adiwiyata,” tutur Plt Kepala Dinas LHKP PPS, Jujuk Irianto kepada Sorongnews.com usai upacara peringatan hari lingkungan hidup sedunia 2023 di SMANTI Merauke, Senin (5/6/23).
Dia menjelaskan, sekolah adiwiyata adalah Sekolah yang peduli lingkungan sehat, bersih dan indah.
Sekolah Adiwiyata merupakan program pemerintah yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.
Guna mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
“Sekolah adiwiyata adalah sekolah yang betul-betul memperhatikan bidang lingkungan hidup dan kehutanan. Seperti dibelakang ruang kelas SMAN 3 Merauke, ada hutan mini dan kolam. Memang sudah disetting lingkungan hidup,” ungkap Jujuk.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Selatan komit mendorong sekolah-sekolah lainnya di Papua Selatan menjadi sekolah adiwiyata.
Meski diakuinya, tak semua sekolah bisa menerapkan program kebijakan sekolah berwawasan lingkungan, kurikulum sekolah berbasis lingkungan, kegiatan sekolah berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana dan prasarana pendukung ramah lingkungan tersebut karena kondisi yang terbatas.
“Ada beberapa sekolah memang tempatnya tidak memungkinkan sehingga,” tandas Plt Kadis LHKP PPS.
Sementara itu, Koordinator Sekolah Adiwiyata yang juga guru SMA Negeri 3 Merauke, Wira Sudirja mengungkapkan, hutan mini merupakan salah satu implementasi sekolah adiwiyata yang dibuat pada 2016.
“Tujuannya sebagai hutan konservasi. Selain untuk penghijauan karena kami rancang awalnya sekolah hijau. Sekarang sudah banyak dimanfaatkan untuk sarana belajar, outbond dan rekreasi,” jelasnya.
Kala itu, sambung Wira, sekolah dalam hal ini dewan guru bersama siswa dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Kabupaten Merauke didorong Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merauke mewujudkan lingkungan asri.
Dengan menanam bibit pohon jenis sengon, trambesi dan beringin yang cenderung cepat pertumbuhannya hingga membuat suasana rindang di SMA Negeri Merauke.
Kini hutan mini dilengkapi kolam cinta dilahan area seluas 7 plot sudah bisa dimanfaatkan. Dimana setiap plotnya berukuran 20 meter persegi, ada sekitar 12 pohon yang tumbuh menjulang tinggi.
“Harapan besar dari sekolah adiwiyata. Melalui hutan mini bisa mengurangi resiko perubahan iklim. Lebih spesifik lagi untuk lingkungan sekolah sebagai sarana belajar. Selain sebagai hutan observasi juga sebagai laboratorium alam untuk anak-anak kita sehingga tidak hanya belajar dikelas namun bisa memanfaatkan lingkungan sekitar,” pungkasnya. (Hidayatillah)
Komentar