Viral Berita Indonesia Panas Mendidih, Berikut Penjelasan BMKG

SORONG, PBD – Beberapa hari ini, viral pemberitaan yang mengabarkan bahwa Indonesia akan mengalami panas ekstrem hingga membuat kerusakan pada kulit dan mata seperti yang dilansir link berikut https://www.cnbcindonesia.com/news/20230408202446-4-428242/besok-wilayah-ri-panas-mendidih-ini-pesan-bmkg

Menanggapi pemberitaan yang viral dan membuat kepanikan warga, Bidang Informasi Kualitas Udara, Kedeputian bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Alberth Nahas, PhD mengatakan, memang BMKG membagikan informasi di media sosial terkait prediksi sinar Ultraviolet (UV). Tetapi menurut Albert narasi yang beredar tersebut menurutnya kurang tepat.

“Soal pemberitaan viral itu memang bersumber dari BMKG tapi mungkin kurang tepat dalam menginterpretasikan hasil prediksinya,” kata Alberth seperti dikutip dari Kompas.com, Senin (10/4/2023).

Ia menjelaskan, kategori indeks UV memang terdapat level low hingga ekstrem, tetapi menurutnya narasi secara keseluruhan yang viral tersebut terlalu berlebihan.

Dampak sinar UV jika sampai ke permukaan kulit atau mata, secara akumulatif memang bisa berdampak buruk. Akan tetapi pihaknya menekankan, dampak yang terjadi tidak langsung serta-merta membuat kulit terbakar atau suhu udara mendidih.

“Jadi (dampaknya) tidak langsung dikatakan itu akan membuat suhu udara akan sangat panas bahkan pemberitaannya suhu udara mendidih,” kata dia.

Hal biasa dan terjadi setiap hari
Albert juga menerangkan, level low maupun ekstrem dalam keterangan indeks UV BMKG merupakan indikator supaya ada tindakan preventif, terutama bagi individu yang rentan terpapar sinar UV.

Selain itu level ekstrem dalam keterangan Indeks UV BMKG adalah hal biasa dan bukan kali ini saja terjadi.

“Hampir tiap hari terdeteksi level ekstrem yang mana kalau kita perhatikan di prediksi BMKG selalu muncul,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan, belum ada laporan kejadian saat level ekstrem jam tertentu seseorang kulitnya langsung terbakar tiba-tiba.

“Belum ada kejadian mengakibatkan kulit terbakar dan suhu udara sangat tinggi atau mendidih saat level ekstrem,” ungkapnya. (*)

Komentar