SORONG,- Belum lama ini, empat jenazah korban perbuatan sadisme dan kekejian oleh sekelompok yang mengklaim dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) tepatnya di kampung Majnik, Distrik Moskona Utara, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, berhasil dievakuasi ke Manokwari, Papua Barat, Sabtu (1/10/22).
Berdasarkan informasi yang dihimpun Sorongnews.com, kekejian yang dilakukan TPNPB-OPM bermula saat kelompok bersenjata itu merampas sejumlah truk serta alat berat pekerja jalan yang sedang bekerja, Kamis (29/9/22) lalu. Namun apalah daya, empat pekerja yang tak dapat melarikan diri, terpaksa menerima nasib naas dengan dibacok hingga tewas ditempat kejadian.
Tak hanya itu, empat warga sipil itu dua diantaranya dibakar secara hidup-hidup bersama-sama dengan kendaraan truk yang berada di lokasi kejadian tersebut.
Sementara itu, tiga dari empat jenazah korban perbuatan sadisme dan kekejian TPNPB-OPM itu direncanakan akan diberangkatkan melalui Bandara Rendani Manokwari menuju ke kampung halaman masing-masing, diantaranya Abas Manna (52) bekerja sebagai bos dan Armin (43) bekerja sebagai supir truk akan diterbangkan menuju Sulawesi Selatan, sedangkan Yafet (50) bekerja sebagai operator heksa akan diterbangkan menuju Sulawesi Utara dengan ditemani oleh kerabat korban.
Diketahui bahwa dua korban diantaranya atas nama Abas Manna (52) dan Armin (43) merupakan bagian dari Kerukukan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) yang berada di Sorong Raya, sebab kedua korban itu warga asal Kota Sorong yang bekerja di Kabupaten Teluk Bintuni.
Ketua KKSS Kota Sorong, Syamsuddin Djohan menegaskan bahwa keluarga besar KKSS sangat mengutuk keras atas perbuatan yang dilakukan TPNPB-OPM dan pihaknya meminta kepada Pemerintah harus segera menindaklanjuti kasus ini dan meminta hukum tetap ditegakkan.
“Kami biarkan ini berjalan bagaimana adanya jikalau kemudian Pemerintah menganggap ini adalah bagian daripada kasus hukum yang harus dilestarikan secara hukum,” ungkap Ketua KKSS Kota Sorong saat melakukan jumpa pers, Sabtu (1/10/22).
Dibeberkannya bahwa, Pemerintah seharusnya melihat secara jeli hal ini, sebab menurutnya para korban ini bekerja bukan saja demi tuntutan hidup, akan tetapi semua demi pembangunan dan kemajuan Tanah Papua, sehingga keselamatan dari semua orang-orang berada di Papua harus diperhatikan dengan baik.
“Ketika kami melakukan pekerjaan kami, sudah pasti melakukan perizinan kemana-mana, ketika perizinan itu telah diberikan, maka tentukan keamanan dan keselamatan pekerja juga harus dijamin, nah sekarang siapa yang bisa menjamin kalau bukan Pemerintah,” tegasnya.
Lanjutnya, pekerja dinilainya telah bekerja dengan ikhlas dan meninggalkan keluarga dengan keadaan yang segar, bukan seperti begini, kembali dalam keadaan mayat seperti yang telah disebar melalui postingan-postingan disosial media.
“Ini kejadian yang sangat miris sekali ya, kalaupun ini sama seperti kejadian PKI yang kita tidak saksikan langsung boleh, namun ini kita lihat sendiri tubuh mereka bersimbah darah. Oleh karena itu, kami sebagai rakyat biasa meminta kepada Pemerintah yang punya kuasa, Papua ini zona damai dan aman, segera menindak lanjuti terkait dengan permintaan dari surat pernyataan kami secara terbuka,” jelasnya.
Sebagai orang nomor satu KKSS kota Sorong, dirinya bersama komponen lainnya kedepannya akan menyurati kepada Presiden RI. Dimana diharapannya, mudah-mudahan ini menjadi perhatian besar semua pihak.
Berdasarkan data yang diperoleh Sorongnews.com, berikut ini permintaan yang tertuang dalam surat pernyataan sikap dari seluruh warga KKSS, yang berbunyi:
1. Kami Warga KKSS Se-Sorong Raya mengutuk keras atas tindakan brutal tidak berperikemanusiaan oleh kelompok-kelompok separatis Papua kepada warga sipil di Jalan trans Maybrat-Bintuni.
2. Kami Warga KKSS Se-Sorong Raya minta kepada Pemerintah Daerah Pemerintah Pusat TNI Polri untuk memberikan perlindungan dan jaminan keamanan kepada warga sipil di Tanah Papua yang kami cintai ini.
3. Kami Warga KKSS Se-Sorong Raya untuk menangkap dan mengadili pelaku pembantaian secara brutal oleh kelompok-kelompok separatis pada warga sipil di jalan trans Maybrat-Bintuni.
Dikatakannya, pihaknya sebagai Keluarga Besar Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) yang berada di Tanah Papua ini, merasa empati terhadap kejadian yang terjadi saat ini, sehingga pihaknya memberikan pernyataan sikap dengan tegas kepada Pemerintah terkait keamanan dan keselamatan warga masyarakat.
“Kami memberikan dengan menyatakan sikap kami yang tegas kepada Pemerintah perihal keamanan dan keselamatan warga, tidak hanya kepada keluarga KKSS, akan tetapi seluruh warga yang ada diatas Tanah Papua ini untuk mendapatkan jaminan keamanan dan keselamatan terkait dengan kegiatan-kegiatan kriminal yang terjadi di daerah pelosok,” tandasnya. (Mewa/Jharu)
Komentar