Abdul Majid Korban ke – 8 Meninggal Dunia Akibat Ledakan Gas di Sorong

SORONG, PBD – Kabar duka kembali diterima keluarga, Abdul Majid, Kakek berusia 53 tahun menjadi korban ke 8 Meninggal Dunia usai berjuang di meja operasi dan perawatan di RSUD Km 22 JP Wanane sejak ledakan gas di kompleks perumahan Rufei Kota Sorong, Papua Barat Daya pada Rabu silam (29/5/24).

“Iya benar Bapak Abdul Majid 53 tahun meninggal dunia,” terang ketua DPD KKSS Kota Sorong, Samsudin Johan kepada sorongnews.com

Sebelumnya korban pertama meninggal dunia adalah Rafan usia 3 tahun meninggal dihari pertama. Korban kedua, Hajah Rohani berusia 56 tahun pada Kamis dini hari (30/5). Disusul Nurhayati usia 50 tahun besan dari Rohani, Wahidah 30 tahun anak Rohani dan Jaelani usia 4 tahun dimakamkan Jumat (31/5) di TPU Rufei secara bergantian.

Air mata belum lagi kering, menyusul Aulia 5 tahun meninggal dunia pada Jumat sore dan Hipbang 7 tahun yang meninggal pada Sabtu (1/6/24) dan terakhir Abdul Majid meninggal dunia pada Minggu (2/6/24). Sedangkan korban lainnya, Farhan berusia 8 tahun sudah diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan dirumah.

Menurut informasi yang diterima sorongnews.com dari keluarga dan tetangga, peristiwa naas itu terjadi saat keluarga besar itu hendak memasak makan malam, karena kedatangan besan mereka dari Makasar, Nurhayati yang turut menjadi korban.

Niat hati membuat makan malam perpisahan, karena Nurhayati akan kembali ke Makasar pada Senin (3/6).

Belum sempat memasak, satu keluarga ini malah terima musibah usai terdengar ledakan dari dalam rumah sewa berlantai 2 di Jl R.A. Kartini gang sempit di Rufei.

“Saat kejadian pintu depan tertutup, Kami dengar ledakan dari dalam rumah. Ternyata mereka berusaha keluar rumah dengan badan sudah dipenuhi api. Mereka berhambur lari keluar rumah, Ibu Haji (Rohani) terlihat merangkak dipenuhi api. Sedangkan Nurhayati besan mereka ini badannya terbakar tapi berusaha memadamkan api menggunakan tangan ditubuh cucunya, makanya tangannya yang parah. Saat kejadian tetangga semua keluar membantu memadamkan api dengan siram air dan pasir,” ujar salah satu tetangga korban, Basrawati.

Ketua DPD KKSS Kota Sorong, Samsudin Johan mengungkapkan bahwa masih ada Ikan mentah yang belum sempat digoreng.

“Informasi dari keluarga dan tetangga, mereka tidak tahu menahu soal kejadian di dalam rumah seperti apa. Mereka hanya mendengar ledakan dari dalam rumah,” ujar Samsudin Johan.

Ia pun menduga ada kebocoran gas yang lama namun tidak diketahui oleh penghuni rumah. Sehingga menyebabkan ledakan akibat uap gas yang sudah memenuhi rumah.

Pantauan sorongnews.com di Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang tidak terpasang garis Polisi itu, ada sebuah kompor hock dan Ikan didalam loyang berwarna hijau yang membusuk tepat di pintu masuk rumah berlantai 2 semi permanen.

Dirumah yang tak cukup luas, ventilasi udara sangat terbatas. Disebelah kiri ada 1 buah kamar, bersebelahan dengan ruang makan dan dapur. Ditengah lorong ada akses tangga kelantai 2 yang terbuat dari kayu dan tripleks.

Posisi dapur tepat berada di bagian belakang rumah tanpa sirkulasi udara dan tertutup di sebelah tangga. Ledakan tersebut menyebabkan plafon lubang dan tersisa arang di tangga dan dinding tripleks yang menghitam.

Korban Selamat, Farhan diketahui sempat melompat dari lantai 2 untuk menyelamatkan diri.

Gang perumahan yang sempit menyulitkan tim penyelamat dan ambulance untuk mengevakuasi korban. Korban sempat dilarikan ke RS Maleo namun kemudian dirujuk ke RSUD JP Wanane Km 22 Kabupaten Sorong.

Akibat kejadian tersebut, 8 orang meninggal dunia secara bergantian. Polisi pun telah membawa tabung gas ukuran 5 kilogram sebagai barang bukti.

Namun sampai saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak Kepolisian terkait penyebab ledakan gas tersebut.

Pihak Pertamina juga menunggu hasil dari investigasi kepolisian terkait penyebab ledakan. Apakah bersumber dari tabung gas, regulator atau selang.

Bantuan dan ucapan belasungkawa ke keluarga korban pun berdatang silih berganti dari sejumlah pihak, mulai dari komunitas, kerukunan keluarga, tokoh masyarakat hingga politisi. (Oke)

Komentar