Tradisi Turun Temurun Pembayaran Maskawin Suku Teluk Doreri

SORONG,- Inilah tradisi mengantar mas kawin bagi suku teluk doreri (manokwari) oleh calon suami Ian Rumfabe kepada keluarga calon istri Bripda Mefriana Kaburu yang berlangsung secara turun temurun adat tersebut merupakan warisan kekayaan budaya orang asli Papua yang hingga kini masih tetap dipertahankan oleh para penerus di tengah kemajuan era teknologi modern.

Budaya pengantaran mas kawin bagi adat suku Doreri yaitu sama halnya dengan suku Papua lainnya yang membawa berbagai jenis piring adat yang lebih dikenal dengan sebutan piring resah-resah yang jika dinominalkan berjumlah 35 juta, bahan makanan mentah seperti kelapa dan pisang, piring makan, serta sejumlah uang maskawin yang diantar bersama iringan tarian suling tambur ke rumah keluarga calon istri.

____ ____ ____ ____

Selain itu adapula uang air susu ibu yang diberikan sebagai tanda dari pengorbanan sang ibu yang telah membesarkan putrinya, dan ada juga uang yang ditaruh dalam satu buah piring resah-resah yang diberikan kepada kedua kaka laki-laki dari sang perempuan sebagai tanda penghormatan karena sang adik telah mendahului sang kaka dalam proses peminangan yang akhirnya akan berujung pada pernikahan kudus.

Prosesi perkawinan adat ini merupakan bentuk kehormatan dari calon suami kepada calon istri yang diawali dengan penjemputan oleh keluarga pihak wanita dengan membawa 2 piring tua yang hendak ditukar apabila bendera pihak laki-laki dicabut itu artinya pihak wanita telah menginzikan proses pengantaran maskawin dari pihak laki-laki.

Piring tua yang akan diinjak oleh kedua calon ini sebagai lambang dari perahu yang akan diarungi bersama dalam menjalani kehidupan, adapun mahkota yang dikenakan serta kalung manik-manik sebagai bentuk cinta antara kedua belah pihak keluarga Rumfabe-Kaburu, setelah itu sang ibu dari laki-laki memakaikan kalung emas sebagai simbol dari tradisi orang cina mengingat orang tua laki-laki merupakan keturunan cina.

Sekertaris Ikatan Keluarga Doreri Kota/Kab Sorong, Clara Worumi, saat ditemui sorongnews.com, Sabtu (19/3/22) mengatakan pengantar maskawin ini merupakan bentuk dari kebersamaan suku Doreri yang ada di kota/kabupaten sorong serta sebagai orang yang punya adat.

Sehingga dapat diharapkan agar kedua calon yang telah dinikahkan secara adat ini bisa tetap menjaga hubungan yang nantinya akan dilanjukan pada tahap berikutnya yaitu pernikahan yang kudus. (Mewa)

Komentar