SORONG, PBD – Mengukir sejarah, sebanyak 5 Mahasiswa Non-Muslim luar negeri asal negara tetangga Papua New Guinea (PNG) resmi mengenyam bangku perkuliahan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong, Kota Sorong, Papua Barat Daya.
Kelima mahasiswa asal Negara tetangga dengan Pulau Papua itu, sekaligus meraih beasiswa kuliah selama 4 tahun perkuliahan melalui program international PTKIN, sehingga untuk pertama kalinya dalam sejarah, IAIN Sorong berhasil merekrut mahasiswa luar negeri asal PNG.
Kehadiran kelima mahasiswa asal PNG di Kampus dengan slogan ‘Kitorang Punya’ itu disambut resmi oleh Rektor IAIN Sorong Dr Suparto Iribaram, S.Sos, MA, beserta civitas akademika IAIN Sorong lainnya dalam agenda International Student Welcome Student, bertempat di lantai 2 Perpustakaan Digital IAIN Sorong, Kota Sorong, Jumat (1/11/24).
Kelima mahasiswa asal PNG itu yakni Samson Ikisa yang akan berkuliah di program studi (prodi) Ekonomi Syariah, Gladys Mahaut di prodi Tadris IPA, Ernesh Furesozock prodi Bimbingan Penyuluhan Islam, Eleanora Katu Anton prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Benita Raga prodi Tadris Bahasa Inggris.
Terlihat, penyambutan kelima mahasiswa asal negara tetangga Indonesia sebelah timur itu didampingi oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Atdikbud RI) di Port Moresby Papua New Guinea, Arief Kusdwiadnanto dan Koordinator BIPA Papua New Guinea Arief Sujatmoko.
Atdikbud RI di Port Moresby Papua New Guinea, Arief Kusdwiadnanto menuturkan bahwa, kehadiran kelima mahasiswa asal PNG di IAIN Sorong kedepannya akan menjadi duta Indonesia di PNG.
“Kita mengharapkan lulusan dari Indonesia, salah satunya di IAIN Sorong ini bisa mempromosikan Indonesia di negara luar, terutama negara-negara Asia Pasifik yang memang notabene keras terhadap Indonesia terkait isu-isu Papua, dengan adanya mereka disini (di IAIN Sorong) mereka bisa mempelajari budaya, mempelajari kebiasaan orang Indonesia yang ramah tamah, yang kedepannya bisa disosialisasikan ke masyarakat PNG terkait kondisi
Indonesia, khususnya di wilayah Papua tentang kondisi yang sebenarnya,” ujar Atdikbud RI di Port Moresby Papua New Guinea, Arief Kusdwiadnanto.
Lebih lanjut, dirinya membeberkan bahwa, biaya kuliah di negara tetangga PNG sangatlah mahal terutama biaya perkuliahan, sehingga Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan membuka banyak lowongan kuliah untuk masyarakat PNG untuk bersama-sama dapat merasakan dunia perkuliahan.
“Masyarakat Papua New Guinea sebenarnya mengharapkan pendidikan gratis, karena disana pendidikan mahal, terutama S1 hingga S3, apalagi S3 disana jarang, sehingga banyak lulusan SMP disana langsung bekerja, oleh karena itu Pemerintah Indonesia membuka banyak lowongan kuliah untuk masyarakat PNG,” tandasnya.
Sementara itu, Rektor IAIN Sorong, Dr Suparto Iribaram menyebutkan bahwa, sebelumnya terdapat 10 orang yang mengajukan untuk dapat berkuliah di IAIN Sorong, kendati demikian dalam prosesnya sebanyak 5 mahasiswa asal PNG memenuhi syarat mendapatkan beasiswa penuh selama berkuliah kurun waktu 4 tahun di kampus hijau IAIN Sorong.
“Awalnya ada 10 mahasiswa, namun seiring perjalanan waktu, ada 5 mahasiswa asal Papua New Guinea yang memenuhi syarat dan berhak mendapatkan beasiswa kuliah disini,” sebut Rektor IAIN Sorong Dr Suparto Iribaram.
Dipaparkannya bahwa, kelima mahasiswa asal PNG itu hanya belajar teori bukan pendalaman praktek, sebab dinilainya belajar teori dapat dilakukan dimana saja walaupun memiliki kepercayaan yang berbeda.
“Kelima mahasiswa ini hanya belajar teori, tidak praktek, mempelajari teori bagaimana misalnya manajemen pendidikan, agar ketika mereka menyelesaikan perkuliahan disini, mereka dapat menerapkan ilmu pengetahuan mereka di negara asal mereka,” bebernya.
Dirinya berharap, usai mengenyam bangku perkuliahan di IAIN Sorong, kelima mahasiswa asal PNG itu kedepannya dapat menjadi duta Indonesia di negara PNG sekaligus memberikan segudang Indonesia valid dan akurat tentang NKRI.
“Tentu Perguruan Tinggi harus mampu melakukan berbagai programnya yang dapat memberikan informasi kepada negara lain secara jelas, khususnya negara-negara Asia Pasifik yang berbatasan langsung dengan Papua, agar mereka tidak memandang Indonesia dari sisi negatif dan Indonesia mampu memberikan kebermanfaatan terhadap negara-negara tetangganya,” harapnya.
Pantauan Sorongnews.com, dengan menggunakan bahasa Inggris, kelima mahasiswa asal PNG tersebut memperkenalkan diri mereka dihadapan para pimpinan IAIN Sorong, dosen hingga civitas akademika IAIN Sorong lainnya, bahkan terdapat mahasiswa asal PNG menyapa seluruh hadirin dengan mengucapkan selamat pagi, terima kasih bahkan memperkenalkan nama mereka dengan kosa kata bahasa Indonesia, hal ini sontak membuat seisi ruangan takjub.
Diketahui, kelima mahasiswa asal PNG itu berasal dari Kabupaten/Kota serta Provinsi yang berbeda di negara PNG, sehingga menampilkan tatanan bahasa yang berbeda satu sama lainnya.
Terlihat pula, Rektor IAIN Sorong beberapa kali berbincang dengan kelima mahasiswa itu dengan bahasa Inggris, kerap kali mengundang decak tawa membuat rasa keakraban dan kekeluargaan antara civitas akademika IAIN Sorong bersama kelima mahasiswa baru terus terjalin harmonis.
Kelima mahasiswa asal PNG itu membutuhkan berbagai penyesuaian yang dilakukan saat mengenyam bangku perkuliahan di IAIN Sorong, termasuk soal kebiasaan berbahasa, penyesuaian kultur budaya, termasuk dalam hal makanan dan minuman yang turut dibahas dalam agenda International Student Welcome Student tersebut. (Jharu)
Komentar