SORONG, PBD – Puluhan orang tua dan pelajar berpakaian putih biru nampak mendatangi kantor Wali Kota Sorong, Papua Barat Daya, Senin (4/7/23).
Kedatangan mereka itu langsung menuju ruang kantor Wali Kota Sorong di lantai 2.
Pasal kedatangan mereka menurut sejumlah orang tua yang ditemui akibat kecewa anak mereka tidak lolos masuk di SMA Negeri 3 Kota Sorong berdasarkan pengumuman yang dikeluarkan Minggu malam (2/7/23). Padahal domisili mereka dekat dengan sekolah.
“Kalau bilang zonasi, kami ini semua rumah dekat dengan sekolah. Jalan kaki saja bisa, jadi tidak ada alasan terlambat kah atau apakah. Baru yang kami sesali, ada yang dari Aimas bisa tembus tuh. Saat kami minta transparasi pihak sekolah saling baku lempar tanggung jawab, jadinya kami mengadu ke pak Wali,” sesal salah satu orang tua, Irma kepada sorongnews.com
Usai meluapkan uneg-uneg mereka di depan ruangan kantor Wali Kota, sejumlah perwakilan orang tua kemudian ditemui Pj Wali Kota Sorong yang diwakili Pj Sekda Kota Sorong, Asisten I, Asisten III, Kadis Pendidikan, Kepala SMA N 3, wakasek dan pihak SMA N 3 di ruang rapat Wali Kota.
Perwakilan orang tua lainnya, Yohana Marini usai pertemuan sekitar dua jam mengatakan bahwa belum ada solusi konkrit dari pihak sekolah maupun pemerintah. Namun Ia mengatakan pihak pemerintah berjanji akan mencarikan solusi yang terbaik bagi anak-anak mereka.
Kepala SMA Negeri 3 Kota Sorong, Jhon Sagrim mengatakan bangga bahwa diakhir masa jabatannya sebagai Kepala Sekolah karena akan purna tugas, orang tua melakukan aksi demo di Wali Kota Sorong.
“Saya Bangga bahwa SMA Negeri 3 masih menjadi banyak pilihan masyarakat dan orang tua. Sayangnya setiap sekolah ada batas tampung dan menerapkan zonasi, afirmasi dan prestasi. Dengan minat yang cukup banyak yang tak sebanding dengan daya tampung ruang belajar maka dilakukan tes potensial akademik,” ujar Sagrim.
Diungkapnya dari 700an lebih pendaftar hanya 600 lebih yang mengikuti seleksi tes potensial akademik dan dijaring menjadi 342 orang yang dinyatakan lolos sebagai peserta didik baru di SMA N 3 Kota Sorong.
“Kalau untuk masuk di SMA 3 sudah tidak bisa karena ruangan belajar sudah kelebihan kapasitas,” imbuh Sagrim.
Senada dengan Sagrim, Kepala Dinas Pendidikan Kota Sorong, Yuli Atmini mengatakan bahwa saat rapat ada solusi yang diberikan yaitu peserta yang tidak lolos akan didistribusikan ke sejumlah SMA Negeri lainnya seperti SMAN 1 dan SMAN 2, serta orang tua bisa berupaya ke SMA Swasta yang masih terbuka luas.
“Kalau penambahan di SMA 3 sudah tidak bisa dipaksakan karena keterbatasan rombel (rombongan belajar). Dimana sesuai aturan, batas kuota yang tidka bisa dilewati sesuai Dapodik maksimal untuk SMA 36 rombel. Kalau lebih dari itu Dapodik akan merah dan tidak terdaftar di sistem Kemendikbud. Tadi Saya sudah komunikasi dengan Kepsek SMAN 1 dan SMAN 2 mereka masih bisa menampung serta sejumlah SMA Swasta masih banyak,” ujar Yuli.
Terkait biaya yang akan turut membengkak akibat sekolah yang dituju akan jauh dari domisili. Yuli mengatakan hal tersebut akan disampaikan kepada Wali Kota Sorong pada rapat berikutnya untuk dicarikan solusinya. (Oke)
Komentar