Petani Jamur Tiram Bertahan Ditengah Pandemic Covid 19

“Beberapa kali ada petugas yang datang kesini foto-foto, bahkan Bupati tahun lalu pernah kesini dan memanen langsung jamur disini. Sampai saat ini Kami masih menunggu respon atau tindak lanjut kunjungan Pak Bupati. Maksud Saya, mungkin dinas terkait atau pemda itu jemput bola begitu, berikan bimbingan kepada kami pengusaha lokal ini supaya bisa berkembang. Mungkin ditanya kendala kami apa, terus bagaimana caranya supaya bisa berkembang atau program apa begitu supaya pengusaha lokal khususnya asli Papua ini tidak merasa tidak diperhatikan pemerintah. Mereka (Pemda) juga seharusnya bisa lihat peluang ini, Saya orang asli Papua jadi pengusaha diusia muda seharusnya bisa jadi icon atau motivasi bagi anak muda lain. Supaya anak muda Papua itu pikirannya terbuka untuk berwirausaha,” keluhnya.

Seperti kendala lahan yang masih sewa, kebanjiran saat hujan turun dan kekeringan saat hujan tidak turun, serta bibit indukan yang masih didatangkan dari Jawa harus bisa ditangani dengan baik.

____ ____ ____ ____

Saat ini, untuk terus bertahan hidup dengan gempuran berbagai kendala termasuk ditengah Pandemic Covid 19 inj. Franky pun mencoba peruntungan dengan menjual telur ayam lokal dan sagu.

“Saya selalu putar otak setiap melihat kesempatan dan peluang. Saat menunggu jamur berkembang, Saya biasa ambil Telur di Jeflio atau sagu di Katimin, untuk saya jual kembali. Selama ada usaha pasti ada jalan,” sebutnya.

Ia berpesan kepada generasi muda khususnya anak asli Papua untuk tidak fokus dalam mengejar karir sebagai Pegawai Negeri atau politisi saja. Karena lahan Papua ini kaya dan berkembang sehingga dibutuhkan pengusaha-pengusaha muda asli Papua yang pandai membaca peluang. (Oke)

Komentar