Pernyataan Kontroversial Kemenag RI, Berikut Tanggapan MUI Kota Sorong

SORONG,- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sorong, Abdul Manan Fakaubun, turut buka suara dan menyayangkan terkait pernyataan Kepala Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, yang menganologikan suara adzan dengan gonggongan anjing. Manan mengatakan tak pantas seorang Menag menyampaikan pernyataan kontroversial tersebut.

Dirinya sangat tak setuju jika adzan dibandingkan dengan gonggongan anjing, karena adzan adalah kalimat tayibah yang suci sekaligus panggilan ibadah untuk umat muslim.

____ ____ ____ ____

“Adzan itu membutuhkan waktu yang tidak lama, dan itu dianjurkan untuk mengeraskan suara, berseru dan memangil umat muslim melaksanakan shalat berjamaah,” kata Manan, saat dijumpai Insan pers usai menghadiri peringatan Isra Mi’raj di Masjid Agung Al-Akbar Kota Sorong, Papua Barat, Senin (28/2/22)

Disampaikannya, bahwa setelah adzan dikumandangkan, tiap rumah ibadah umat muslim ini menggunakan pengeras suara didalam, hal tersebut tak membuat siapapun terusik.

“Sejak negara ini berdiri sampe sekarang, adzan ini biasa-biasa saja. Untuk semua pemeluk agama sudah mengetahui hal itu, penggunaan pengeras suara luar untuk adzan dalam memangil umat muslim dalam melaksanakan shalat sudah diketahui semuanya, dan pemeluk agama lain menghargai hal itu dan menjadi hal yang biasa,” tuturnya.

Selain itu, disampaikan Manan sebenarnya kita tak perlu untuk berlebihan menyikapi hal ini, akhirnya kita bersama tak inginkan hal seperti ini terjadi.

“Walaupun ungkapan dan niat baik dari kepala kementrian agama seperti itu, tetapi berbagai interpretasi dari pernyataan kontoversial itu tak pas dan tak sesuai dengan ajaran agama, makanya itu mendapatkan sorotan dari berbagai pihak, membuat pro kotra ditengah masyarakat.” bebernya.

Menurutnya, Hal ini menjadi sebuah pelajaran bagi semua pihak dalam bertutur kata, harus berfikir terlebih dahulu sebelum mengucapkan sesuatu, sehingga tak ada satu pihak manapun tersingung dan tak senang atas pernyataan yang dilontarkan.

Disambungnya, apalagi saling mencela dan menjatuhakan agama manapun, itu tak boleh dan tak diajarkan dalam ajaran agama manapun.

“Mari semua kita menjaga kebersaman, persatuan, masalah agama masing masing jalankan sesuai kepercayaan kita masing masing. Tetapi terkait hal tolong menolong, agama tidak melarang itu,” tutupnya. (Jharu)

Komentar