Orang Tua dan Siswa Keluhkan Kualitas Program Makan Gratis di Kota Sorong

SORONG – Program makan gratis bagi siswa sekolah di Kota Sorong menuai keluhan dari sejumlah orang tua dan siswa. Pasalnya, kualitas makanan yang disajikan dinilai tidak layak konsumsi dan berpotensi membahayakan kesehatan anak-anak.

Hal ini membuat siswa melakukan aksi protes di salah satu sekolah swasta Kota Sorong, Rabu (17/9/25).

Seorang wali siswa, Samsi, mengungkapkan bahwa makanan yang dibagikan kerap bermasalah.

“Hari Senin lalu ikan yang disajikan membuat gatal, lalu Selasa sayurnya basi dan berbau. Bulan Agustus kemarin nasi yang diberikan keras sekali, sampai anak saya tidak bisa makan,” keluhnya, Rabu (17/9/25).

Ia menyebut, kepala sekolah bahkan sempat membenarkan kondisi nasi yang terlalu keras, hingga pihak sekolah terpaksa mengeluarkan dana tambahan untuk membeli lauk ayam goreng agar siswa tetap bisa makan.

“Tujuan utama program makan gratis adalah menyediakan makanan sehat dan bergizi untuk mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak, bukan sekadar mengenyangkan,” tegas Samsi.

Menurutnya, kualitas makanan yang buruk justru bisa berdampak sebaliknya, bahkan menimbulkan risiko keracunan. Karena itu, ia menekankan pentingnya pemerintah dan pihak terkait memperhatikan standar mutu, kebersihan, serta variasi menu yang disajikan.

“Jika kualitas makanan terus dibiarkan seperti ini, maka program makan gratis bisa kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Anak-anak harus diberi makanan yang layak, sehat, dan aman,” ujarnya.

Program makan gratis untuk anak sekolah di Papua, khususnya di Kota Sorong, diharapkan benar-benar menjadi solusi untuk meningkatkan gizi anak, bukan justru menghadirkan persoalan baru.

Kepala Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Fikri yang coba dimintai keterangannya melalui pesan singkat belum merespon kejadian tersebut. (Oke)

Komentar