SORONG, PBD – Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Papua Barat Daya menggelar Ibadah Perayaan Natal lebih awal di Gedung LJ, Kota Sorong, Papua Barat Daya, Sabtu (30/11/2025).
Perayaan yang berlangsung khidmat itu mengusung semangat damai, kasih, dan persatuan sebagai pesan utama yang hendak dibawa LMA kepada seluruh masyarakat adat menjelang penghujung tahun.
Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, dalam sambutannya menegaskan bahwa Natal selalu menjadi pengingat akan terang Kristus yang membawa damai, pengharapan, dan kasih bagi semua umat manusia. Nilai-nilai tersebut, katanya, harus menjadi fondasi dalam membangun Papua Barat Daya, terutama dalam penguatan peran masyarakat adat sebagai pilar sosial, budaya, dan pemerintahan.
“Tahun 2025 adalah momentum penting. Kita sedang mempercepat pembangunan dan memperkuat tata kelola pemerintahan. Masyarakat adat harus mendapat ruang penghormatan dan kesempatan yang adil dalam setiap proses pembangunan,” ujarnya.
Gubernur menilai LMA memiliki peran strategis sebagai mitra pemerintah, mulai dari menjaga nilai adat dan budaya, menjadi jembatan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat kampung, hingga mengawal hak-hak masyarakat adat atas tanah, hutan, serta ruang hidup.
“Mari menjadikan semangat Natal sebagai kekuatan untuk membangun daerah yang lebih aman, damai, dan sejahtera. Hanya dengan persatuan kita dapat mewujudkan masa depan Papua Barat Daya yang bermartabat,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap kontribusi LMA yang selama ini aktif menjaga harmoni dan persatuan di tengah keberagaman suku dan wilayah adat.

Ketua Umum LMA Provinsi Papua Barat Daya, George Karel Dedaida, menegaskan bahwa tema Natal tahun ini adalah “Berjalan dalam Kasih, Menjadi Saksi Damai bagi Papua dalam Persatuan NKRI”, mengandung pesan penting tentang kasih, damai, dan persatuan.
“Jika kita saling mengasihi, Papua Barat Daya akan mengalami damai. Ketika damai terwujud, persatuan akan terlihat dalam kehidupan antar suku, antar warga, serta antara pemerintah dan masyarakat,” jelasnya.
Menurut Dedaida, persatuan masyarakat adat dalam bingkai NKRI adalah syarat penting untuk menghadirkan keberkahan dan kemajuan bagi Papua Barat Daya.
Ia menyebutkan bahwa perayaan Natal pada 30 November sengaja digelar lebih awal agar pesan damai dan kasih dapat sampai kepada masyarakat sebelum memasuki rangkaian perayaan Natal lainnya.
“Harapan kami, pesan itu tidak hanya dimaknai pada perayaan, tetapi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, dalam setiap aktivitas kita hingga Maranatha Tuhan datang. Pesan itu harus ada dalam hati dan kita wujudkan,” harapnya.
Terlihat hadir dalam natal tersebut, Kabinda PBD, Ketua harian LMA PBD, Frengky Umpain sekaligus mewakili ketua DPRP PBD, serta hamba tuhan lainnya. (oke)











Komentar