Guru dan Orang Tua Sepakat, Sekolah Sepanjang Hari Bawa Perubahan Besar Bagi Anak-anak

SORONG SELATAN, PBD- Sekolah Sepanjang Hari (SSH) di Distrik Konda Kabupaten Sorong Selatan sebagai pilot project di Kabupaten 1.001 sungai, mendapatkan respon positif dari dewan guru dan orangtua murid sebab dinilai sangat membantu masyarakat.

Sekolah Sepanjang Hari (SSH) yang digagas oleh UNIPA dan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan, diketahui diterapkan di SD Inpres 11 Konda yang mulai dilaksanakan sejak 11 Oktober 2023 hingga saat ini.

Kepala Sekolah SD Inpres 11 Konda/SSH, Selina Solossa, mengatakan sekolah awal atau SD Inpres masih banyak memiliki kekurangan namun Tuhan Maha Adil sebab telah menutupi kekurangan dengan menghadirkan Sekolah Sepanjang Hari.

“Kami menerima hasil penelitian dari Tim Survey Partisipasi Penduduk yang diketuai oleh Agus Sumule saat itu seperti ada sesuatu yang jatuh dari langit, Kami percaya kalau Tuhan tidak berdiam diri dengan pendidikan ditanah Papua,” ucap Selina sambil meneteskan air mata, Sabtu (2/12/23).

Ujarnya, Tuhan telah mengutus orang-orang baik yang turut membantu proses belajar mengajar di Sekolah Sepanjang Hari (SSH), ditambah lagi pemerintah Kabupaten Sorong Selatan yang telah mendanai melalui Otsus.

“Kami mengalami perubahan dari ketinggalan pendidikan yang begitu besar, hal utama yang kami jumpai disini ialah anak-anak memilih bantu orang tua sebagai nelayan demi kebutuhan makan sehari-hari jadi kadang sekolah kadang juga tidak,” ungkapnya.

Selain itu, perhatian dewan guru sebelumnya sangat minim dalam proses belajar mengajar mereka tidak tinggal menetap sehingga mempengaruhi jumlah siswa dari 200 turun menjadi 186 orang.

“Seiring berjalan bersama SSH proses perubahan dari anak-anak mulai terlihat dari aktifitas datang ke sekolah sampai dengan kembalinya ke rumah dimana jam sekolah dimulai 06:30-17:00 WIT yang didalamnya telah diberikan makan,” bebernya.

Selfina bilang, jumlah tenaga pengajar (Guru) terbatas sesuai dengan rombel yang telah ditetapkan yaitu kelas 1-6 dengan penambahan 1 ruang penyetaraan tempat perkumpulan anak-anak putus sekolah dari usia 10-17 tahun.

“Jadi rombel khusus penyetaraan setelah dibina dan dibimbing oleh guru ketika sudah dirasa cukup maka akan kami kembalikan ke kelas asalnya untuk melanjutkan pendidikan dengan metode pembelajaran memakai K13,” pungkasnya.

Sementara itu, Salah Satu Orangtua Murid SSH, Josephina, kepada sorongnews.com, menuturkan bahwa anaknya berada di kelas 6 di SD Inpres 11 Konda ataw Sekolah Sepanjang Hari,

Dirinya mengaku, jika sebelum adanya SSH anaknya masih melakukan aktivitas seperti biasa lebih banyak bermain dan belum bisa belajar untuk membantu bereskan pekerjaan rumah.

“Perubahan dari anak-anak terlihat setelah SSH masuk di Distrik Konda, mulai dari cuci piring sendiri sampai dengan kesadaran memegang buku pelajaran,” terang Josephina, saat ditemui didepan halaman rumahnya.

Menurutnya, secara tidak sadar anak-anak pun telah berubah tidak seperti dahulu, yang sekarang ini setelah pulang sekolah disore hari langsung bantu orangtua cuci piring lalu belajar.

“Biasa mereka bermain tapi selama Sekolah Sepanjang Hari hadir waktu bermain mereka juga kurang terkadang pulang langsung dirumah sampai besok kembali ke sekolah,” sambungnya.

Tambahnya, anak-anak dirasa mulai mandiri karena tanpa disuruh bangun lagi sebab mereka tahu jam untuk bangun dan bersiap ke sekolah intinya mereka sudah kembali tepat waktu.

“Sehingga kami menilai dan menyambut baik serta berterima kasih kepada pihak Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan dalam hal ini Pak Bupati dan pihak UNIPA yang telah melaksanakan program SSH di Distrik Konda,” imbuhnya.

Disisi lain, program SSH yang dilakukan oleh Pemkab Sorsel turut mendapat nilai positif Kepala Kampung Di Distrik Konda Andarias Mambruaru, karena sangat baik untuk tetap menjaga generasi muda Papua.

“Setelah program pemerintah ini masuk kesini selaku Kepala Kampung bersama seluruh masyarakat Distrik Konda kami sangat mendukung keras dengan hadirnya SSH,” tegas Andarias Mambruaru.

Dirinya meminta kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi agar mendukung program yang telah dilakukan Pemkab Sorsel melalui bantuan-bantuan seperti inilah yang terus dilakukan terutama dalam dunia pendidikan.

Tambahnya, sebab sekolah tersebut telah membawa dampak baik bagi anak-anak dan terlihat jelas dari yang sebelumnya, anak-anak kurang mendapatkan pelajaran dengan baik sebab sering ditinggal pergi guru,” tandasnya.

Sekali lagi Andarias memohon, agar sekolah sepanjang hari terus dijalankan sebab sekarang fokus anak-anak dinilai telah tertuju baik yakni pada pelajaran. (Mewa)

Komentar