SORONG, PBD- Diduga adanya kesalahan dalam pengetikan isi surat atas penolakan ijin demo masyarakat adat aliansi selamatkan tanah adat dan manusia Papua, pihak Polresta Sorong akhirnya memohon maaf saat melakukan klarifikasi, di Polresta Sorong Kota, Papua Barat Daya, Rabu sore (9/8/23).
Dalam isi surat berisikan tentang
tidak diterbitkannya ijin demonstrasi yang ditandatangani oleh Kasat Intelkam Polresta Sorong Kota, Kompol Julfian Sihombing.
Nomor surat B/14/VIII/2023/ tertulis aliansi selamatkan tanah adat dan “manusia Papua” tertulis menjadi “manusia purba” dan menjadi bahan kritikan aliansi tersebut.
“Sebelumnya kami memohon maaf kalau dalam isi surat tersebut ada salah pengetikan dan tidak ada unsur kesengajaan,” ungkap kasatintel Kompol Julfian Sihombing.
Dirinya mengaku bahwa, tidak ada satu pun niat untuk bersikap rasisme tetapi murni kesalahan dalam pengetikan dan tidak diperhatikan dengan baik isi dari surat tersebut.
“Sekali lagi saya meminta maaf yang sebesar-besarnya atas kelalaian kami, mohon saudara-saudara sekalian untuk memaafkan dan apapun konsekuensi dari pimpinan saya siap bertanggungjawab,” bebernya.
Ditempat sama, Wakapolresta Sorong Kota, AKBP Mathias Krey, menegaskan akan melakukan tindakan kepada anggotanya karena telah melakukan kesalahan pengetikan surat penolakan aksi demo didepan kantor Gubernur PBD.
“Kami sampaikan permohonan maaf kepada semua masyarakat Papua, kita semua adalah satu dan kami jamin isi surat tidak ada sangkut pautnya sampai pada rasisme,” jelasnya.
Mathias, mengingat sekali lagi apabila ada oknum yang ingin mengambil kesempatan untuk memperkeruh situasi lewat sosial media akan ditindak tegas.
Tambahnya, kota Sorong adalah tempat damai antar umat beragama dan semua terjalin dengan baik tidak ada perbedaan suku ras, agama sehingga Sorong akan terus menjadi zona aman cinta damai dan kondusif bagi orang yang mendiaminya. (Mewa)
Komentar