Dampak Tsunami Rusia, Sejumlah Sekolah Pulang Lebih Awal, BMKG dan BPBD Imbau Tetap Waspada

SORONG, PBD – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sorong Dedy Irjayanto memastikan bahwa hingga pukul 17.33 WIT belum terpantau adanya perubahan signifikan pada permukaan air laut di wilayah Kota Sorong, pasca dikeluarkannya peringatan dini tsunami oleh BMKG pusat.

“Kami saat ini sedang melakukan monitoring terhadap tinggi pasang surut gelombang laut akibat potensi tsunami. Sampai dengan pukul 17.33 WIT di wilayah Kota Sorong sendiri belum terjadi perubahan yang signifikan terhadap permukaan air laut,” ujar Kepala BMKG Sorong Dedy Irjayanto saat memberikan keterangan pers, Selasa (30/7/25) sore.

Menurutnya, hasil pantauan dari sejumlah wilayah lain di Papua menunjukkan adanya sedikit perubahan permukaan air laut, namun dalam skala kecil.

“Tadi di wilayah Jayapura dan Sarmi terpantau ada perubahan sekitar 0,15 meter. Tetapi ini masih dalam batas yang wajar dan belum menandakan adanya ancaman besar,” jelasnya.

Dedy turut menerangkan bahwa sejak dikeluarkannya peringatan dini tsunami pada pukul 16.24 WIT, pihaknya terus melakukan pemantauan secara intensif. Hingga satu jam setelahnya, belum terdapatnya tanda-tanda peningkatan aktivitas air laut yang mencurigakan di sekitar perairan Sorong.

“Jadi masyarakat kami dihimbau untuk tetap tenang dan tidak panik. Saat ini tim pusat di Jakarta juga sedang melangsungkan rapat evaluasi untuk menentukan status peringatan dini ini, apakah akan dilanjutkan atau dihentikan,” terangnya.

Dipaparkannya bahwa, BMKG menekankan pentingnya mengikuti informasi resmi dari lembaga pemerintah serta menghindari penyebaran kabar yang tidak jelas sumbernya. Dedy mengajak masyarakat untuk tetap waspada namun tidak perlu panik berlebihan.

“Kami akan terus memberikan informasi terkini jika terjadi perkembangan lebih lanjut. Masyarakat kami minta tetap berada di tempat aman dan mengikuti arahan dari pemerintah daerah dan instansi terkait,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas KP2B dan Satpol PP Papua Barat Daya, Vicente Campana Baay menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi terus menjalankan arahan BMKG terkait potensi gelombang di wilayah pesisir.

Menurut Vicente, petugas dari berbagai instansi telah dikerahkan ke lapangan untuk memberikan himbauan kepada masyarakat agar menjauhi bibir pantai sejauh minimal 1 kilometer. Hal ini dilakukan satu jam sebelum waktu potensi gelombang tinggi yang telah ditentukan BMKG dan masyarakat diimbau untuk bertahan di lokasi yang aman setidaknya hingga dua jam setelahnya.

“Kami dari provinsi pada prinsipnya adalah menjalankan himbauan dari BMKG. Petugas kami sudah turun langsung ke masyarakat untuk menyampaikan agar menjauhi bibir pantai sesuai arahan BMKG. Kalau bisa, maksimal itu minimal satu kilometer dan bertahan sampai maksimal dua jam,” ujar Kepala Dinas KP2B dan Satpol PP Papua Barat Daya, Vicente Campana Baay.

Ia menuturkan bahwa, masyarakat diminta untuk tidak kembali ke wilayah pesisir sebelum ada pernyataan resmi dari BMKG yang menyatakan kondisi telah aman

“Kalau sudah ada pernyataan aman dari BMKG, baru masyarakat bisa kembali. Jadi kami menjalankan petunjuk sesuai dengan BMKG,” tuturnya.

Diakuinya, hingga saat ini kondisi di lapangan masih dalam batas yang wajar dan terkendali. Vicente mengapresiasi respon cepat dan kedisiplinan warga, terutama di wilayah pesisir Pantai hingga Tanjung Kasuari yang telah mengikuti imbauan dengan baik.

“Kami mendapatkan laporan dari petugas kami bahwa masyarakat cukup taat dengan imbauan yang ada di wilayah pesisir. Mereka mengungsi ke rumah keluarga yang jauh dari pantai, sesuai arahan BMKG,” jelasnya.

Selain itu, disebutkannya bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong telah turut aktif memberikan edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat. Bahkan, beberapa sekolah telah diliburkan demi menjaga keselamatan para siswa.

“Beberapa sekolah juga sudah diliburkan dan itu cukup membantu menjaga situasi tetap aman. Syukur Alhamdulillah, sampai saat ini semuanya masih dalam pantauan yang wajar,” ucapnya.

Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan terus mengikuti informasi resmi dari BMKG serta instansi terkait demi keselamatan bersama.

Sementara itu, dampak dari kabar tsunami Rusia terlihat berpengaruh pada pelajar sekolah. Sejumlah sekolah memulangkan siswanya lebih awal dari jam pulang biasanya. Hal ini dilakukan sejumlah sekolah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Hingga pukul 19.35 WIT, dalam keterangan tertulisnya, BMKG menyebutkan hingga pukul 16.30 WIB atau 18.30 WIT terdapat 43 aktivitas gempa susulan masih terus terjadi dengan magnitudo terbesar 6,9 dan terkecil 4,7. (Jharu/oke)

Komentar