MERAUKE, PAPUA SELATAN – Komandan Korem 174/Anim Ti Waninggap (ATW), Brigjen TNI Agus Widodo memimpin upacara penerimaan 2 batalyon infanteri (Yonif) Satgas Pamtas Statis Republik Indonesia dan Papua Nugini (RI-PNG) di pelabuhan Yos Sudarso Merauke, Provinsi Papua Selatan, Kamis (3/8/23) pukul 08.00 WIT.
Pantauan Sorongnews.com, 2 Yonif yang tiba di pelabuhan Yos Sudarso Merauke pukul 01.00 WIT yaitu Yonif Raider Khusus 111/Karma Bhakti dari Kodam Iskandar Muda (Aceh) dan Yonif 726/Tamalatea (TML) Dari Kodam XVII/Hasanudin yang berada di Takalar, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Batalyon infanteri yang baru tersebut akan bertugas di Kabupaten Merauke dan Boven Digoel, Provinsi Papua Selatan.
Yonif Raider Khusus III/Karma Bhakti mengantikan Yonif 725/Woroagi yang bertugas di sektor Kabupaten Boven Digoel dan akan kembali ke Sulawesi Tenggara.
Kemudian, Yonif 726/Tamalatea mengantikan Yonif 511/Dibyatara Yodha yang melaksanakan tugas diwilayah Merauke dan akan kembali ke Jawa Timur.
Danrem 174/ATW, Brigjen TNI Agus Widodo dalam amanatnya menuturkan, kedatangan 2 Yonif untuk membantu Kodam XVII/Cenderawasih dalam melaksanakan tugas operasi yang digelar diwilayah Papua.
Pengamanan perbatasan wilayah darat bersifat strategis merupakan salah satu tugas TNI AD dalam melaksanakan operasi militer perang dan operasi militer selain perang sebagaimana tercantum dalam UU RI Nomor 34 Tahun 2004.
“Tugas ini merupakan kepercayaan yang diberikan negara dan patut disyukuri karena yang kalian laksanakan merupakan wujud bakti terhadap rakyat, bangsa dan negara yang kita cintai,” ucap Dankolakopsrem.
Oleh karena itu, kata Danrem, kepercayaan ini harus dipertanggungjawabkan dan dilaksanakan dengan kesungguhan, ikhlas, penuh semangat serta dilandasi dengan sikap disiplin yang tinggi bagi prajurit satuan tempur.
“Untuk itu, pelaksanaan tugas kalian harus menjadi prajurit Anim Ti Waninggap dengan arti “Kami saudara yang baik’ yang bertaqwa, profesional, disiplin dan humanis, memiliki loyalitas, moralitas dan integritas dalam setiap tugas serta berpedoman pada prosedur yang telah ditetapkan dari Komando atas,” tegas jenderal bintang satu.
Perlu diketahui prajurit, sambung Dankolakopsrem, wilayah perbatasan RI-PNG memiliki panjang + 780 kilometer, memanjang dari Skouw di Sebalah Utara, membujur ke Selatan sampai muara sungai Bensbach didaerah Torasi dengan kondisi medan yang pada umumnya berupaya hutan belantara, rawa dan sungai-sungai sehingga sulit untuk dijangkau.
Wilayah perbatasan tersebut memiliki kerawanan yang cukup tinggi, antara lain sering digunakan sebagai daerah penyelaman dan basis operasi oleh kelompok yang berseberangan dengan pemerintah untuk melakukan berbagai tindakan kriminal maupun kegiatan-kegiatan lain yang dapat merusak keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Selain itu, ditempat tugas kalian juga terdapat beberapa satuan penugasan, jalin komunikasi yang baik dengan tetap berkoordinasi bersama aparat/instansi pemerintah setempat,” pesannya.
“Hormati kultur budaya dan adat istiadat masyarakat guna menunjang tugas pokok kalian,” tegas Brigjen TNI Agus Widodo.
Danrem 174/ATW meminta dukungan dan saran masukan para pimpinan instansi Pemda dan TNI-Polri agar para prajurit Satgas Pamtas RI-PNG dapat melaksanakan tugas dengan baik.
Kegiatan tersebut juga dihadiri Penjabat (Pj) Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, Danlantamal XI, Brigjen TNI Gatot Mardiyono, Danlanud JA Dimara, Kolonel Pnb Onesmus Gede Rai Aryadi, Bupati Merauke, Romanus Mbaraka dan para perwira beserta Forkopimda Merauke. (Hidayatillah)
Komentar