Puluhan Guru Ikuti Pelatihan Aksi Bergizi, Cegah Stunting Sejak Remaja

SORONG, PBD – Yayasan Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan Papua (YP2KP) mitra pelaksana UNICEF gelar kegiatan orientasi fasilitator program gizi remaja atau aksi bergizi bagi guru tingkat SMP dan Madrasah di salah satu hotel Kota Sorong, Papua Barat Daya, sejak Selasa (1/8/23) hingga Kamis (3/8/23).

Jelly Vanny Seran, salah satu nara sumber dan fasilitator dari Dinkes Kota Jayapura mengatakan bahwa orientasi aksi bergizi dilaksanakan kepada guru-guru tingkat SMP dan SMA yang dilatih menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk menyampaikan program pencegahan stunting, kesehatan reproduksi dan pendidikan gizi bagi remaja.

“Kita mulai pencegahan stunting ini sejak remaja. Khususnya remaja putri dengan melaksanakan pemberian tablet tambah darah seminggu sekali. Kenapa harus mulai dari remaja putri, karena mereka sudah mulai haid dan akan menjadi calon ibu. Kegiatan ini untuk persiapkan kondisi kesehatannya, pada saat dia menjadi seorang ibu dia dalam kondisi yang sehat. Remaja yang sehat maka akan mempersiapkan calon ibu ya sehat, ibu yang sehat akan melahirkan anak yang sehat. Kalau kami di Jayapura sudah melaksanakan ya, program sarapan pagi bersama dan minum tablet penambah darah di sekolah. Hal ini untuk mencegah remaja putri yang tidak mengkonsumsi penambah darah saat dibawa pulang,” ujar Jelly.

Ia menambahkan bahwa aksi Bergizi ini sangat penting, karen pola hidup anak remaja jaman sekarang mulai bergeser dengan pola makan yang cepat saji dan kurang asupan mineral dan vitamin dari sayur dan buah.

“Masih banyak ya yang berpikir bahwa tubuh kita sehat-sehat saja, tidak kekurangan darah, padahal Hbnya rendah. Bisa dari pola makan yang instan atau pola hidup misalnya begadang dan rebahan nonton TV atau bermain game di hp. Ada beberapa kasus yang kami temui demikian, si Ibu sekitar usia 18 tahun hamil, dia terlihat baik-baik saja, saat dicek hbnya hanya 5, tidak bisa tertolong dan akhirnya meninggal dunia bersama janinnya berusia 6 bulan. Hal-hal seperti ini yang tidak kita inginkan,” urai Jelly.

Selain itu, obat penambah darah yang diminum rutin sekali seminggu dapat menjaga asupan darah dan gizi seseorang tidak berpengaruh pada tekanan darah.

“Ada yang beranggapan bahwa minum tablet penambah darah akan buat tekanan darah juga naik. Itu keliru dan tidak ada kaitannya penambah darah dengan tensi darah. Kalaupun zat penambah darah kelebihan dalam tubuh, akan dikeluarkan melalui feses atau urine,” imbuh Jelly.

Pada kegiatan pelatihan tersebut guru-guru perwakilan SMP/MTs dan SMA/SMK/MAN diberikan 12 modul pembelajaran dan sejumlah games menarik yang nantinya dapat berguna saat sosialisasi di sekolah masing-masing.

Jelly pun berharap, program aksi bergizi ini dapat diterima dan dilaksanakan oleh setiap sekolah dengan dukungan pemerintah sebagai salah satu program pencegahan stunting sejak usia Remaja. (Oke)

Komentar