Sorong, – Komunitas Mama Papua Peduli Lingkungan (Mapapeli) terbentuk dalam kegiatan Jambore Perempuan Kokoda Mikore yang bertempat di Kampung Kokoda Maibo, Kabupaten Sorong, Papua Barat (31/10/21).
Kegiatan tersebut merupakan kegiatan akhir dari rangkaian aksi Tutur Perempuan Kokoda tentang Lingkungan yang diinisiasi oleh EcoDefender. Selain mendiskusikan mengenai tantangan yang dihadapi oleh para perempuan Mikore Maibo dalam mengatasi permasalahan lingkungan, juga berbagai peluang yang dapat dilakukan bersama guna meningkatkan kepedulian para perempuan Papua terhadap lingkungan.
Oleh karenanya, disepakati untuk membentuk komunitas perempuan Papua peduli lingkungan. Komunitas yang beranggotakan para perempuan Kokoda Mikore Maibo yang selama hampir 10 bulan ini mendapatkan pembekalan dan pendampingan, juga beranggotakan para perempuan Papua dari beberapa tempat lain di Kota dan Kabupaten Sorong.
Harapannya, komunitas Mapapeli ini dapat menjadi agen perubahan bagi perempuan Papua untuk lebih peduli dan menjaga lingkungan. Hal ini disampaikan oleh salah satu EcoDefender Efa Rubawati Syaifuddin yang menginisiasi aksi Tutur Perempuan Kokoda tentang Lingkungan.
Lebih lanjut, perempuan yang akrab dipanggul Efa tersebut menjelaskan mengenai aksi yang dilakukannya selama ini
“Dari rangkaian kegiatan yang saya dan tim lakukan sejak bulan Januari 2021, saya belajar banyak hal dari mendengarkan tutur mama Kokoda mengenai lingkungannya. Berbagai kendala yang dihadapi, seperti kondisi geografis yang tidak memungkinkan hingga gangguan hama yang membuat tanaman para mama rusak dan tidak dapat dipanen. Dari berbagai kendala itulah kami berfikir bahwa aksi ini tidak bisa berhenti sampai di sini, masih banyak PR yang perlu kita lakukan bersama, terutama untuk para mama Papua. Oleh karenanya, hari ini kami bentuk komunitas Mapapeli,” jelasnya.
Meskipun terdapat kendala geografis, seperti kadar garam yang tinggi pada air dan gangguan hama, namun beberapa mama bersyukur tanamannya ada yang berhasil dipanen, salah satunya adalah Mama Nurkia.
“Minggu lalu sa panen sa pu kasbi, sa kukus dan bisa untuk makan deng keluarga, biar tidak banyak, tapi sa senang bisa menikmati hasil tanaman sendiri. Gara-gara tikus tanah itu, sa pu kasbi banyak yang dimakan tikus. Semoga dari ibu Efa dan tim, bisa kasih solusi untuk kita disini,” harapnya.
Harapan lainnya juga disampaikan oleh Lili, salah satu peserta kegiatan “kalau dari saya, semoga besok-besok bisa buat kegiatan pelatihan pembuatan dodol kah, agar-agar dari mangrove kah, biar kitong mama-mama ini belajar, bisa untuk dimakan atau suguhan ketika hari raya dan juga bisa dijual, jadi mama-mama bisa dapat tambahan uang belanja,” harapnya.
Sementara itu, kegiatan yang juga dihadiri Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Papua Barat, perwakilan media online sorongnews.com dan LPPM IAIN Sorong, menyatakan kesiapannya mendukung dan berkolaborasi bersama dalam berbagai kegiatan komunitas Mapapeli. (Syai)
Komentar