Lika Liku Film Taklukkan Mimpi, Tayang di Bioskop XXI Sorong dan Manokwari, Bikin Mewek Ribuan Penonton

SORONG, – Telah tayang di bioskop XXI Manokwari dan Sorong, film produksi anak asli tanah Cendrawasih, tepatnya di kabupaten Teluk Wondama, yang berjudul ‘Taklukkan Mimpi’, berhasil membuat haru serta mewek ribuan penonton, salah satunya di Bioskop XXI Sorong, Papua Barat, Kamis (8/9/22).

Film ‘Taklukkan Mimpi’ yang disutradarai Sukris Giyantoro Sianturi dan diproduseri ekslusif oleh Pangdam XVII Kasuari, Mayjen TNI Gabriel Lema ini telah tayang di bioskop XXI Manokwari dan Sorong pada Kamis (8/9/22) hingga Jumat (9/9/22).

“Filmnya sangat bangus, sederhana tapi berkesan. Film yang menceritakan 5 sahabat dengan mimpi masing-masing, yang salah satu aktor utamanya ingin menjadi prajurit TNI AD itu sangat menguras air mata, benar-benar realita kehidupan anak-anak di kampung, tidak menyangka juga Pangdam XVII Kasuari, Bupati Teluk Wondama jadi aktornya juga, jadi nonton ini bukan seperti sinetron atau film rekayasa, tapi kita diajak benar-benar lihat kejadian nyata, ” sebut Pemred Sorongnews.com Olha Mulalinda, usai menonton film di XXI Sorong, Kamis (8/9/22).

Sebelumnya, film taklukkan mimpi ini menceritakan sebuah cerita rakyat setempat, terkait perjalanan hidup 5 sekawanan tepatnya di kampung Yomakan, Wasior. Dimana, dari 5 sekawan ini mempunyai impian satu sama lainnya berbeda.

Kemudian, 3 aktor utama film itu diperankan oleh anak asli Teluk Wondama, diantaranya Andi diperankan Amir Djopari, Rudi diperankan Sefnat Bibi Reme, serta Kristin diperankan Afrida Torey.

Kisah Andi ini terlahir dari anak seorang buruh bagasi pelabuhan Wasior, yang mana dirinya tak bermimpi menjadi seorang abdi negara. Seiring perjalanan waktu, Andi kemudian berubah pikiran usai dirinya menemukan topi milik seorang tentara yang kebetulan melewati jalan setapak didekat kampungnya, mulai itu Andi bertekad agar dapat diterima menjadi bagian prajurit TNI AD.

Setelah itu, Andi beberapa kali mengikuti seleksi masuk TNI AD jalur Tamtama di Kodam XVIII/Kasuari Manokwari, namun apalah daya, dirinya kerap kali gagal lantaran dirinya bermasalah dengan alat pendengarannya (telinga).

Andi bermasalah dengan telinganya lantaran semasa kecilnya, dirinya kerap kali dipukuli sang ayah yang suka mengonsumsi minuman keras (miras) mengakibatkan ayahnya mabuk.

Tak lama kemudian, ayah Andi melihat kegagalan yang menghampiri putranya dan menyesali perbuatannya selama ini, serta sang ayah menebus dosa masa lalunya dengan caranya sendiri tanpa diketahui oleh istri hingga anaknya.

Dimana, uang hasil jerih payah ayahnya usai memikul beban milik penumpang di Pelabuhan, ayahnya sisihkan sebagian didalam celengan bambu yang disimpan dibawah rumah guna sebagai bekal masa depan sang anak.

Hanya menyisihkan sebagian uang hasil buruh bagasi pelabuhan untuk diberikan kepada sang istri, membuat pertengkaran hebat pun terjadi dalam keluarga kecil dan sederhana itu, sehingga Andi yang mengetahui hal ini makin benci kepada sang ayah.

Selepas mencari sesuap nasi hingga larut malam untuk menghidupi keluarga, sang ayah jatuh sakit dan tak lama kemudian meninggal dunia.

Tak hanya itu, film ini juga dibintangi langsung Pangdam XVII Kasuari, Mayjen TNI Gabriel Lema bersama isteri dan kedua anaknya. Putra pertama Panglima bintang dua itu juga terlihat berteman dengan Andi karena sama-sama hendak seleksi masuk TNI AD.

Selain itu, film ini kerap kali diwarnai dengan adegan cinta segi tiga, antara tiga sahabat yakni Andi, Rudi dan Kristin. Mengakibatkan Rudi menjadi salah paham hingga membuat Andi menjadi bahan kemarahan Rudi.

Lanjut, Kristin melanjutkan cita-citanya sebagai dokter, sementara Rudi memilih bekerja sebagai Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan. Tak lama berselang, Rudi jatuh hati kepada Kristin, kendati demikian orang tua dari Kristin tak rela anaknya berpacaran dengan Rudi yang memiliki latar belakang sebagai TKBM.

Mengetahui hal ini membuat orang tua Kristin memindahkan Kristin ke Manokwari, agar menjauhkan anaknya dari Rudi. Namun, diam-diam Kristin pun menaruh hati pada Andi, orang tua Kristin lalu memindahkan Kristin ke Manokwari, agar jauh dari Rudi.

Rupanya, Kristin diam-diam menaruh hati pada Andi, tidak betah tinggal di Manokwari, Kristin segera kembali ke Wasior untuk menyemangati Andi yang kehilangan arah usai kerap kali tak lolos seleksi Tamtama TNI AD, dimana Kristin mengetahui bahwa Andi punya masalah telinga.

Melihat kedekatan Andi dan Kristin terjalin, Rudi terbakar api cemburu, membuat perkelahian keduanya terjadi. Rudi pun menghilang selama dua tahun, Rudi pun tes TNI AD dan berhasil lolos tanpa diketahui siapapun.

Lagi dan lagi, perseteruan antara Andi dan Rudi terus berlanjut saat keduanya bertemu di Resimen Induk Militer (Rindam) Kodam XVIII/Kasuari di Manokwari, yang mana Rudi dipercayakan menjadi salah satu pelatih yang menangani siswa, salah satunya Andi.

Telah dipercayakan sebagai pelatih, Rudi pun menghalalkan semua cara untuk melukai Andi, agar kemarahan hingga api cemburu dapat terlampiaskan kepada Andi.

Dengan perseteruan antara Andi dan Rudi cukup panjang dengan lika liku yang kerap terjadi, akhirnya keduanya berdamai dan berhasil mewujudkan cita-cita menjadi prajurit TNI AD dengan pangkat Prajurit Dua (Prada).

Berdasarkan informasi yang dihimpun Sorongnews.com, film ini bertindak sebagai Produser Eksekutif dan Penanggung jawab, Mayjen TNI Gabriel Lema, Produser, Sri Maryanti Mendila, Produser Pendamping diantaranya Marthelda Fenetiruma, Yanes M Golongi, Mayor Kav Edison, Ide, hingga Penata Musik dan Penulis Naskah, Sukris Giyantoro Sianturi.

Hingga saat ini, film ‘Taklukkan Mimpi’ berhasil ditonton sebanyak ribuan penonton di dua Bioskop XXI berbeda, sayangnya film ini belum terbuka untuk umum. (Jharu)

Komentar