SORONG,- Status Sorong sebagai Masa Tanggap Darurat setelah ditetapkan sejak tanggal 23 Agustus hingga 5 September kemudian kini ditambah tujuh hari masa transisi pemulihan yang telah berakhir sejak tanggal 12 September.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong Herlin Sasabone saat diwawancarai sorongnews saat dijumpai dalam tenda darurat dalam halaman Kantor Walikota Sorong, Papua Barat, Selasa (13/9/22).
“Jadi hari ini kita sudah masuk dalam masa pemulihan yang didalamnya ada kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dari tanggap darurat dimana ada upaya-upaya penanganan terhadap korban kita lakukan pendataan terhadap kerusakan, kemudian data kerusakan itu divalidasi verifikasi selanjutnya kami laporkan kepada Bapak Pj Walikota,” ucap Herlin.
Herlin jelaskan dalam masa pemulihan ini dilakukan kegiatan yang namanya rehabilitasi atau rekonstruksi misalnya ada kerusakan-kerusakan bangunan rumah warga fasilitas umum sarana pendidikan dan lain sebagainya yang harus direhabilitasi maka masa pemulihan inilah rehabilitasi itu dilakukan.
Akan tetapi kata Herlin, jikalau memang itu harus dibangun kembali karena rusak berat maka saat pemulihan ini rekonstruksi itu dilakukan.
Selain itu juga upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah yaitu konsentrasi pada penanganan korban jiwa dengan memberikan santunan kepada korban meninggal maupun yang luka-luka akibat longsor juga penanganan terhadap keluarga terdampak banjir berupa Bapok.
Bantuan-bantuan tersebut berasal dari Pemprov Pemkot Swasta juga Warga Masyarakat yang masuk melalui Pos Komando, yang kemudian dikemas dalam bentuk paket lalu dibagi kepada warga masyarakat yang terdampak.
“Ada juga pengobatan-pengobatan yang dilakukan pada masyarakat yang alami sakit pasca banjir baik Puskesmas tapi juga saat masa tanggap darurat, ada pula kerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sorong.
Dinas PUPR Pemprov pun juga telah lakukan normalisasi terhadap daerah aliran sungai maupun saluran-saluran primer dan saluran sekunder di Kota Sorong, tapi juga pembersihan material-material di daerah rawan longsor.
“Kita juga selama 6 hari telah buka dapur umum yang sudah membagi sebanyak 8.949 bungkus makanan siap saji kepada warga terdampak namun sudah kita tutup untuk sementara, untuk data kerusakan bangunan masih terus di-update ada 479 Rumah 37 Sekolah dan 6 Tempat Ibadah,” tandasnya.
Perlu diketahui bersama bahwa jumlah warga terdampak untuk data per tanggal 9 September 2022 sebanyak 5.070 KK dan 17.433 Jiwa, selanjutnya saat ini dalam masa pemulihan dan tentunya ada juga peranan instansi-instansi teknis didalamnya seperti Cipta Karya Bina Marga Kebersihan juga Lingkungan Hidup. (Mewa)
Komentar