Tantangan Jurnalis Perempuan dari Kekerasan Gender

Sorong, – Dalam rangka merayakan internasional Day For Elimination of Violence against women 2020, Kedutaan Besar Amerika di Jakarta menyelenggarakan diskusi virtual dengan tema “Glowing Challenges For Women in Journalism”, Rabu, (25/11/20).

Diskusi yang bertujuan untuk membangun kesadaran tentang tantangan yang dihadapi jurnalis perempuan, baik di indonesia dan Amerika Serikat, serta mendukung keselamatan jurnalis perempuan menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan, mulai jurnalis media lokal dan internasional sampai akademisi.

Endah Lismartini, selaku Ketua Divisi Gender, Anak dan Kelompok Marjinal Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, mengungkapkan, bahwa kekerasan yang dihadapi jurnalis Indonesia masih ada, meskipun tidak terlalu tinggi.

“Saya mengambil data dua tahun terakhir 2019-2020 bagaimana kekerasan yang dihadapi jurnalis itu mungkin secara angka tidak tinggi bukan berarti kita akan biarkan kekerasan terjadi, tidak seperti itu, kalau bisa nol kenapa tidak. Kekerasan yang dialami jurnalis itu lebih rentan karna yang dihadapi jurnalis perempuan itu tidak sekedar ancaman, tidak sekedar teror dan lain sebagainya, tetapi perempuan juga rentan dengan kasus-kasus pemerkosaan sehingga bagi kami kekerasan sekecil apapun itu harus dihentikan dan itu yang membuat kami untuk membuat diskusi sendiri supaya publik juga mengetahui bahwa jurnalis perempuan juga rentan mengalami kekerasan”, Ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa kekerasan fisik, pengusiran, teror, perusakan alat terjadi beberapa tahun lalu dan kekerasan semacam itulah yang mendominasi, akan tetapi tiga empat tahun terakhir kekerasan terhadap jurnalis berbeda motif dan tujuannya, tidak lagi terkonsentrasi pada perusakan alat atau pengusiran.

___ __ ___ ___ ___ ___ ___ ___ __ ___ __ __ __ ___

Komentar