Tangkap Satwa di Birdwatching Raja Ampat, Pengakuannya Bikin Elus Dada

WAISAI, – Peringatan keras bagi Pemerintah Kabupaten Raja Ampat. Hal ini berkaitan dengan beredarnya video berdurasi 4 menit yang direkam wisatawan saat menangkap basah aksi perburuan burung di wisata birdwatching Saporkren, Raja Ampat, Papua Barat, Minggu (21/2/21).

Seorang guide lokal kampung Saporkren, Benny Mambrasar yang menangkap tangan pelaku perburuan liar pada jalur trekking birdwatching kampung Saporkren menjelaskan, saat itu, Ia sedang menemani turis yang sedang trekking di jalur birdwatching kampung Saporkren ketika mereka menemukan dua orang laki-laki tidak dikenal yang menunggu hasil jerat yang telah dipasang pada burung Kakatua Koki (Cacatua galerita). Tidak hanya Kakatua Koki, tapi juga terlihat perangkap untuk Nuri Kepala Hitam (Lorius lory).

“Jadi mereka pasang burung umpan dalam jerat yang sudah dipasang sebelumnya dan bisa tangkap hingga puluhan burung. Pengakuan kedua pelaku saat aksinya ketahuan itu, mereka bilang buat dipelihara. Kami sempat menegur dan mengingatkan pelanggaran yang dilakukan, namun mereka berdua hanya lekas berlalu tanpa mengatakan apapun dan meletakkan burung-burung yang telah mereka tangkap. Aksi dua orang ini sebenarnya sudah dipantau dan dicurigai masyarakat kampung, karena sudah satu minggu motor yang mereka gunakan terparkir dipinggir hutan. Baru ketahuan sekarang,” ungkap Benny.

Ketua KTH Saporkren, Yopi Dimara menyesalkan kejadian tersebut karena pada musim ini tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan hutan kegemaran berbagai jenis burung Waigeo sedang melimpah, dan biasanya aktivitas pariwisata birdwatching turut menjaga dari ancaman pemburu liar, dimana kali ini belum banyak wisatawan berkunjung ke kampung Saporkren diakibatkan kondisi Covid 19.

Ia menambahkan akan kembali meningkatkan patroli diwilayah mereka bekerjasama dengan KTH Warkesi dan Tim SMART Patrol Raja Ampat.

“Kami akan tingkatkan lagi patroli bersama dengan Tim SMART Patrol Raja Ampat dan Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I Waisai – Raja Ampat, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua Barat agar kejadian serupa tak terulang,” ujar Yopi.

Ia juga berharap dukungan warga Raja Ampat untuk turut menjaga kelestarian satwa di wilayah Raja Ampat dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. (Nns)

Komentar