SORONG,- Subitu Kreasi Busana (SKB) merupakan salah satu unit usaha dari Suku Bintuni Bersatu (SUBITU) yang merupakan bagian dari program Tangguh LNG untuk mendukung pengembangan kewirausahaan masyarakat asli Papua.
Manajer Subitu Kreasi Busana Cabang Sorong, Evalda Cherrys Yandeday, saat ditemui beberapa media, Selasa (14/6/22) mengatakan pihaknya tidak bekerja sendiri namun selalu bekerja sama dengan manajer pusat dalam pengembangan kapasitas pembisnis lokal.
“Kita lebih khusus pusat kita yang ada di Kabupaten teluk Bintuni jadi dengan pengembangan kapasitas setiap personil beberapa kegiatan-kegiatan yang selalu dilakukan oleh binaan kita yaitu seperti mitra kita seperti LNG dan SKK Migas, KKKS satunya capacity building,” ujar Kepala Kantor Subitu ini.
Ia menambahkan bahwa selain mengajarkan leadership mereka juga diajarkan untuk bisa mengembangkan bisnis yang akan dijalankan salah satu contohnya yakni, bagaimana cara melayani konsumen dengan selalu menanyakan apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari pihak yang bersangkutan.
“Salah satu contoh penyediaan jasa maupun barang yang kita berikan kepada vendor kita, dengan di situ dapat dilihat kekurangan dan kelebihan kita seperti apa, yang menjadi kelebihan coba untuk tetap mempertahankan yang jadi kekurangan coba diperbaiki agar menjadi suatu kelebihan,” terangnya.
Sampai saat ini Subitu sendiri sudah menyebar namun pusatnya ada di Bintuni yang dibawahnya tentu telah memiliki dua cabang yakni Sorong dan Manokwari.
“Kalau untuk binaan Subitu grup kita suda ada 7 UMKM dan juga sudah ada 10 Koperasi yang memang dibuat di lingkungan wilayah BP LNG ditangguh di Teluk Bintuni, dan langsung melibatkan masyarakat asli setempat,” tuturnya.
Subitu juga memiliki produk terbaru yaitu Raja Laut yang dikemas dalam bentuk kaleng produksi langsung dari Fakfak dan juga Saus Tomat yang sudah diolah dan dikemas dari Distrik Tufoi Kabuoaten Bintuni yang nantinya akan dirilis hanya saja belum bisa diedar karena kami masih menunggu untuk izin edarnya. Serta SUBITU rental yang menyewakan kendaraan Manokwari Bintuni maupun kapal laut.
Sehingga Ia berharap dari ketiga boot ini bisa salah satu atau pun dua bisa terpilih menjadi salah satu perwakilan kapnas nasional nanti di Jakarta.
Sementara itu, Salah Satu Karyawan Produksi Saus Tomat bercap Cendrawasih, Anita Maboro, mengatakan bahwa, Mereka memilih Saus Tomat karena selama ini hanya membeli lewat toko-toko yang menyuplai barang tersebut dari luar daerah.
“Kami memilih Saus Tomat karena selama ini didatangkan dari luar padahal kalau mau dibilang ada petani-petani kita yang bisa mengelola Tomat lokal dengan baik sehingga kita juga saling membantu satu dengan yang lain,” ungkap Anita.
Ada Tiga macam ukuran untuk Saus Tomat yakni 140 ml Rp. 8.000, 275 ml Rp. 15.000, 330 ml Rp. 20.000.
Sedangkan untuk Proses pengolahan hanya berlangsung selama satu hari 40 Kg tomat. Tomat tersebut diambil atau dibeli dari para petani asli masyarakat setempat dan anak-anak mudah yang dipekerjakan pun merupakan anak-anak dari petani-petani tersebut. (Mewa)
Komentar