SORONG, PBD – Dunia sepak bola di Sorong Raya, Papua Barat Daya tengah diselimuti duka mendalam.
Gusti Sagrim, Presiden Sagrim Football Community (Saf’Com) sekaligus sosok penggerak lahirnya banyak talenta muda, tutup usia akibat serangan jantung di Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Jakarta, pada Rabu (24/9/25) lalu.
Kepergiannya meninggalkan luka bagi keluarga, sahabat hingga ratusan anak muda Papua yang pernah merasakan sentuhan tangan dinginnya dalam pembinaan sepak bola.
Jumat (26/9/2025) pagi, suasana haru pecah di Bandara DEO, Kota Sorong. Tangis keluarga, kerabat, hingga masyarakat tak terbendung ketika peti jenazah almarhum diturunkan dari kargo pesawat sekitar pukul 06.40 WIT.
Ratusan pelayat ikut menyambut kepulangan jenazah ke Provinsi Papua Barat Daya. Peti jenazah kemudian dibawa menggunakan mobil pick up menuju Stadion Bawela untuk prosesi penghormatan terakhir, sebelum dilanjutkan ke rumah duka di kawasan HBM, Kota Sorong.
Di rumah duka, doa syukur dan ibadah penghiburan digelar bersama keluarga serta masyarakat yang terus berdatangan.
Bagi banyak orang, Gusti Sagrim bukan sekadar tokoh olahraga. Ia adalah inspirator yang mempersembahkan hidupnya untuk membina generasi muda Papua melalui sepak bola.
Bryan Roy Kaberi, pelatih PS Unimuda Sorong sekaligus mantan anak didik almarhum di Saf’Com, menyebut Gusti Sagrim lebih dari seorang mentor.
“Beliau adalah kakak, motivator, dan panutan bagi kami semua di Sorong Raya. Kakak Gusti selalu ada untuk kami, khususnya di dunia sepak bola,” ujar Bryan dengan mata berkaca-kaca.
Menurut Bryan, Gusti Sagrim konsisten menghadirkan turnamen Saf’Com Cup setiap tahun tanpa pernah absen. Dari turnamen itu, banyak bakat muda Papua lahir hingga menembus kompetisi profesional, termasuk dirinya.
“Saya sendiri pernah bermain di turnamen Saf’Com, sampai akhirnya bisa menembus Liga 2 dan Liga 3. Itu berkat peran besar beliau,” kenangnya.
Kepergian Gusti Sagrim meninggalkan kekosongan besar bagi pembinaan sepak bola Sorong Raya. Namun, para penerusnya berharap warisan itu tidak berhenti.
“Harapan kami, event-event wadah sepak bola seperti Saf’Com jangan berhenti hanya karena almarhum sudah pergi. Kami butuh abang-abang lain yang melanjutkan perjuangan beliau, agar turnamen ini terus ada seperti yang beliau lakukan selama hidupnya,” ucapnya.
Bagi masyarakat Sorong Raya, Gusti Sagrim bukan hanya presiden Saf’Com, tetapi simbol perjuangan dan dedikasi. Ia dikenang sebagai pribadi rendah hati, penuh semangat, dan selalu percaya bahwa sepak bola adalah jalan untuk mengangkat harkat anak muda Papua.
Kini, dunia sepak bola Papua Barat Daya kehilangan sosok penggerak yang sulit tergantikan. Namun, semangat dan perjuangan almarhum Gusti Sagrim diyakini akan terus hidup dalam setiap langkah anak muda Papua yang ia cintai. (Jharu)
Komentar