SORONG, PBD -;Menanggapi dinamika antara penyelenggara, pengawas dan saksi parpol ketika pelaksanaan Pleno terbuka yang digelar KPU Kota Sorong, sejumlah tokoh mulai berikan komentar.
Ditemui Sorongnews.com di sela-sela nobar (nonton bareng) di Hotel Vega lantai 1 ketika rapat pleno berlangsung (5/3/24), Robeth Jumame yang merupakan mantan Ketua KPU Kota Sorong sesalkan pihak penyelenggara pemilu tahun ini kurang solid.
Sebelumnya dirinya mengapresiasi bahwa pelaksanaan tahapan pemilu dari mulai bulan Juli 2022 hingga pemilihan dan rekapitulasi tingkat KPPS, PPD berjalan dengan baik.
Namun dalam proses rekapitulasi ditingkat kota Sorong beberapa hari ini, dirinya mengaku kecewa karena mekanisme pleno dinilai banyak ditemui kejanggalan yang dilakukan oleh ketua dan teman teman komisioner KPU.
“Sangat disayangkan hujan interupsi peserta pemilu tidak ditanggapi baik oleh pimpinan pleno,” sesalnya.
Jumame melanjutkan KPU dan BAWASLU sebagai penyelenggara pemilu seharusnya bersikap netral dan menjaga integritas.
“Keberatan para saksi parpol harus diakomodir agar tidak mencederai hak politik mereka, namun hari ini saya melihat KPU tidak menjaga marwah Bawaslu ketika mengajukan rekomendasi untuk menindak lanjuti keberatan para saksi tapi di tolak mentah mentah” terang Roberth.
Disisi lain mantan Ketua KPU ini juga menyesalkan mengapa Bawaslu tidak mempertahankan rekomendasi yang dikeluarkan sehingga menimbulkan dugaan adanya konspirasi besar di kedua lembaga ini.
Dirinya berharap dalam pleno selanjutnya KPU dan BAWASLU menjaga netralitas, integritas profesional dan berlaku adil.
“Sebenarnya kedua lembaga ini memberikan keputusan bukan suara pribadi yang berpedoman pada mekanisme PKPU, jangan ada lagi dualisme dalam argumen dan mengedepankan pendapat lembaga bukannya personal. 1 untuk 5 orang dan 5 orang untuk 1,” tutupnya. (Oke/Ali)
Komentar