Roadshow Maulid, Balon Wali Kota Ini Temukan 3 Makna Mendalam Ajaran Nabi Muhammad SAW

SORONG, PBD – Bakal calon Wali Kota Sorong dan Wakil Wali Kota Sorong, Gusti Sagrim – Syaiful Maliki Arif melakukan kegiatan roadshow dengan menghadiri undangan sejumlah komunitas dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Ditemui di sela-sela peringatan Maulid di Kota Sorong, Rabu (18/9/24), Gusti Sagrim mengungkapkan kegembiraannya dapat memenuhi undangan sejumlah komunitas paguyuban dan majelis taklim dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad 1446 Hijriah.

“Ada 3 makna mendalam yang dapat saya ambil dari kehadiran saya pada peringatan Hari Kelahiran Nabi Muhammad, “ungkap Sagrim.

Pertama menurutnya, bagaimana Nabi Muhammad mengajarkan bagaimana menjaga silaturahmi dengan tetap merangkul lawan agar kembali menjadi kawan.

“Dalam keseharian itu, kalau kita melawan dalam berdebat atau lawan saat berorganisasi atau lawan dalam berdemokrasi misalnya, kemudian menjadi musuh. Itu persepsi yang buruk, setelah berdebat atau bertarung malah bermusuhan. Terputuslah silaturahmi itu, ” ujar Sagrim.

Ditambahkan Sagrim, dalam Moment pemilihan kepala daerah, siapapun yang kelak menang dalam pertarungan harus dapat merangkul kembali semua lawan politiknya.

“Kalah menang itu biasa dalam kehidupan, tapi bagaimana merangkul yang kalah, menghormati yang menang itu baru luar biasa,” imbuhnya.

Makna kedua, menurut anggota DPRD Kota Sorong 2 periode ini adalah terkait kerendahan hati. Ia mengatakan bahwa rendah hati merupakan sifat Nabi yang sangat mulia di era saat ini yang mulai terkikis.

“Contoh kita punya rumah mewah, mobil mewah, jabatan, padahal yang ada pada kita semuanya adalah titipan Tuhan Yang Maha Kuasa. Sehingga perlu kerendahan hati bahwa kita ini bukan siapa-siapa tanpa campur tangan Tuhan, “sebutnya.

Ketiga adalah bagaimana perbedaan bukan menjadi suatu penghalang melainkan menjadi kekayaan dan kekuatan besar.

“Perbedaan bukan suatu penghalang atau permusuhan tapi sebagai kekayaan. Tidak boleh lihat orang dari sisi suku, agama, budaya, warna kulitnya, itu tidak boleh. Perbedaan itu harusnya dapat menjadi kekayaan dan kekuatan besar, ” imbuhnya.

Ia mengapresiasi umat Muslim yang turun temurun menjaga tradisi memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW sebagai momentum mengisi kembali ketauladanan Nabi Muhammad pada kehidupan sehari-hari.

Ia menambahkan bahwa kehadirannya ke sejumlah komunitas bukan kampanye, melainkan menghargai undangan komunitas yang hendak mengenal dirinya dan pasangannya lebih dekat. (Oke)

Komentar