Akmadi menambahkan ada upaya yang dilakukan kelurahannya untuk pengolahan sampah, namun membutuhkan proses yang luar biasa untuk perencanaan, dan pengadaan lahan tempat pembuangan sampah. Serta perlunya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah, dan perlu ada perhatian dari dinas terkait dalam hal ini adalah dinas perumahan yang diberikan kewenangan penuh dalam rangka mengatur dan mengolah tempat sampah itu.
Dalam upaya pengolahan sampah, Akmadi memiliki slogan “dulu sampah, sekarang emas”, saat ini ia telah menggandeng beberapa LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), salah satunya LSM Kasuari dalam rangka mengembangkan sampah menjadi emas. Namun karena masih dalam situasi pandemic, maka belum bisa berjalan secara maksimal dan masih dalam upaya-upaya memaksimalkan.
“Saya berharap kepada semua warga kenal dengan LISA (Lihat sampah ambil), kenapa harus kenal LISA? Supaya bisa diajak SELINGKUH (selamatkan lingkungan hidup)” pungkasnya.
Upaya pemerintah terkait sampah juga sudah disiapkan bak sampah berukuran besar dibeberapa titik pembuangan sampah yang ada dijalan container, tetapi adanya bak sampah bukan membuat masyarakat disiplin untuk membuang didalam bak tetapi lebih banyak yang membuang sampahnya dipinggiran jalan sehingga sampah-sampah tersebut berserakan sampai ketengah jalan.
Dengan adanya isu terkait sampah, diharapkan menjadi prioritas oleh pemerintah dan dukungan dari masyarakat agar imbas baiknya kepada masyarakat juga.
Perlunya sosialisasi dan pendidikan terkait pengolahan sampah yang benar serta memberikan informasi tentang dampak negative sampah bagi masyarakat dan lingkungan, mengingat banyak masyarakat yang masih kurang kesadarannya untuk menjaga kebersihan lingkungan tempatnya tinggal. (Syartika)
Komentar